Selain itu, kerentanan fisik juga lebih banyak ditekankan meski seharusnya aspek-aspek lainnya juga harus diperhatikan.
"Saat ini prinsip pelayanan lebih banyak menekankan pada aspek medis maupun kerentanan fisik. Namun perhatikan juga aspek sosial, ekonomi, psikologis, budaya yang dialami seseorang saat menjalani proses menua," kata Eva di acara Pembukaan dan Diskusi Publik Rangkaian Konferensi Nasional Mengenai Perlindungan Lansia, Rabu (22/9/2021).
Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar pemerintah baik pusat maupun daerah dapat memperhatikan aspek-aspek yang belum terakomodasi tersebut.
Terutama dalam menyusun program atau kebijakan yang terkait dengan lansia.
"Prinsip pelayanan, intinya dapat kemudahan pelayanan kesehatan fisik. Bagaimana pun menjadi tua keniscayaan," kata dia.
"Namun di sisi lain ditandai juga dengan kemunduran fisik maupun kehidupan sosial sehingga lansia memerlukan penyesuaian diri terhadap situasi dan kondisi yang dialami," lanjut Eva.
Penyesuaian terhadap situasi dan kondisi tersebut, ujar Eva, harus mendapat pengertian dari keluarga dan masyarakat lainnya.
Dengan demikian, lansia pun harus ikut mengutarakan kesetujuan atau tidaknya apabila menyangkut kehidupannya sendiri.
"Dia harus dapat akses pada pendidikan bekrelanjutan, pelatihan, spiritual dan rekreasi untuk pengembangan dan aktualisasi diri," kata dia.
Termasuk kebutuhan mereka sendiri harus terpenuhi, mendapat kesempatan untuk mendapatkan informasi, sosialisasi rencana program, dan persetujuan mereka mengenai program yang menyangkut kehidupannya.
https://nasional.kompas.com/read/2021/09/22/12003071/tidak-hanya-kesehatan-prinsip-pelayanan-sosial-ekonomi-hingga-psikologi