Salin Artikel

Pemeriksaan Spesimen di Bawah 100.000, Alarm agar Tak Terjadi Lagi Lonjakan Kasus Covid-19

Sebab, jumlah pemeriksaan spesimen terkait Covid-19 hanya mampu di bawah 100.000 dalam 24 jam terakhir, yaitu sebanyak 99.130 sampel.

Pada periode yang sama, ada 54.766 orang yang diambil sampelnya untuk pemeriksaan spesimen.

Jumlah pemeriksaan spesimen ini terbilang memprihatinkan jika melihat target pemerintah yang ingin mengejar pemeriksaan 400.000 spesimen dalam sehari.

Pemerintah melalui sejumlah pejabat pernah beberapa kali menyatakan akan menggencarkan testing terkait Covid-19.

Namun, faktanya pemeriksaan spesimen tidak pernah di atas 300.000 spesimen dalam sehari.

Pemerintah hanya sanggup memeriksa hingga 294.470 spesimen, yang terjadi pada 22 Juli 2021.

Saat itu, pemeriksaan memang tinggi di saat jumlah kasus aktif sedang mengalami lonjakan luar biasa, di atas 500.000 orang.

Tren sebelum lonjakan?

Sejak 28 Juni 2021, ini untuk kali pertama jumlah pemeriksaan spesimen Covid-19 Indonesia di bawah 100.000. Jumlah spesimen yang diperiksa pada 28 Juni itu sebanyak 98.187 sampel.

Bahkan, selama periode Juni 2021, jumlah tes Covid-19 banyak yang di bawah 100.000.

Dalam catatan Kompas.com, jumlah pemeriksaan spesimen pada 1 Juni hanya mencapai 75.945 sampel. Kemudian pada 2 Juni turun yaitu 64.830 sampel.

Pada 3 Juni, jumlah pemeriksaan spesimen 95.200 sampel dan 89.025 sampel pada 5 Juni.

Data pemeriksaan spesimen makin turun pada 6 Juni yakni 64.223 sampel. Kemudian, 64.056 sampel pada 7 Juni dan 97.949 sampel pada 12 Juni 2021.


Pada 13 Juni, jumlah pemeriksaan spesimen 70.468 sampel, dan pada 14 Juni tercatat hanya 69.314 sampel.

Lalu, pada 20 Juni pemeriksaan spesimen tercatat 89.183 sampel, 84.418 sampel pada 21 Juni, 98.904 sampel pada 27 Juni.

Pemeriksaan spesimen yang turun menyebabkan kasus terkonfimasi positif Covid-19 pada Juni 2021 ikut menurun.

Minimnya pemeriksaan spesimen dikhawatirkan membuat pemerintah terkesan mengabaikan potensi lonjakan kasus Covid-19.

Sebab, testing merupakan bagian penting dalam penanganan, selain tracing dan treatment.

Jumlah testing yang sedikit memperlihatkan tracing yang tidak berjalan optimal, dan berpotensi membahayakan jika treatment tidak siap menghadapi lonjakan. 

Hal ini yang terjadi dalam periode terparah pandemi Covid-19 di Indonesia, yang terjadi sekitar akhir Juni hingga pertengahan Agustus 2021.

Sejak akhir Juni hingga Juli 2021, kasus positif Covid-19 meningkat tajam dan mencapai puncak lonjakan pada 15 Juli 2021 yaitu sebanyak 56.757 kasus dalam sehari.

Jika melihat jumlah pemeriksaan pada Juni 2021 yang minim, dengan banyaknya pemeriksaan spesimen di bawah 100.000 per hari, maka bisa dibilang kalau pemerintah kaget menghadapi lonjakan kasus sejak awal Juli 2021.

Akibatnya, terjadi penumpukan pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit dan kurangnya stok oksigen.

Dalam kondisi ini, pemerintah mengambil kebijakan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Selama periode Juli tersebut, pemeriksaan spesimen mulai ditingkatkan lagi hingga 200.000 sampel yang diperiksa per hari.


Tes sedikit, pemerintah euforia?

Pada awal Agustus, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bahkan menjanjikan akan meningkatkan jumlah pemeriksaan testing Covid-19 hingga 300.000-400.000 tes per hari.

Peningkatan jumlah testing ini, kata Budi, akan diiringi dengan penambahan jumlah tracer atau pelacak kontak erat kasus Covid-19, salah satunya dengan melibatkan personel TNI-Polri.

"Tracer juga sudah libatkan TNI-Polri dan kita perbaiki sistem agar misi lebih mudah. Kami berharap dua minggu ke depan signifikan, dan semua sudah terintegrasi jadi satu," kata Budi dalam konferensi pers secara virtual, Senin (9/8/2021).

Namun, peningkatan jumlah testing terlihat hanya wacana yang disampaikan pemerintah.

Sebab, data memang memperlihatkan jumlah tertinggi pemeriksaan spesimen hanya mampu 294.470 sampel, yang terjadi pada 22 Juli 2021.

Pemerintah sebelumnya memperingatkan masyarakat untuk tidak euforia dengan tren menurunnya jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19.

Masyarakat diminta untuk terus mematuhi protokol kesehatan dan tetap mengurangi mobilitas.

Di sisi lain, pemerintah tentu perlu diingatkan untuk tidak euforia dengan menurunnya kasus Covid-19 dengan tetap mengoptimalkan pemeriksaan spesimen.

Sebab, jumlah testing Covid-19 akan memperlihatkan bahwa tracing masih berjalan, sehingga menimbulkan kesiapan treatment saat terjadi lonjakan kasus.

https://nasional.kompas.com/read/2021/09/17/14201441/pemeriksaan-spesimen-di-bawah-100000-alarm-agar-tak-terjadi-lagi-lonjakan

Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke