Salin Artikel

Setelah 39 Hari, Angka Kematian Covid-19 di Bawah 1.000 Jiwa dalam Sehari

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melaporkan adanya penambahan kasus kematian akibat Covid-19 sebanyak 842 jiwa dalam 24 jam terakhir, Senin (23/8/2021). Laporan tersebut merupakan yang terendah dalam 39 hari terakhir.

Sebelumnya, sejak 16 Juli sampai 22 Agustus 2021, kasus kematian Covid-19 di Tanah Air selalu mencapai di atas 1.000 jiwa per hari.

Dalam kurun waktu 16 Juli sampai 23 Agustus, jumlah kasus kematian yang dilaporkan pemerintah yaitu sebanyak 57.022 jiwa.

Sementara itu, secara kumulatif, jumlah kasus kematian hingga Senin ini mencapai 127.214 jiwa.

Selama 39 hari terakhir, kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia sempat mencapai puncaknya pada 27 Juli. Pada hari itu, pemerintah melaporkan kasus kematian mencapai 2.069 jiwa.

Selanjutnya, pada 10 Agustus, pemerintah mencatat kasus kematian akibat Covid-19 2.048 jiwa.

Berikut ini data kematian harian karena Covid-19 di Indonesia dalam 39 hari terakhir:

16 Juli: 1.205

17 Juli: 1.092

18 Juli: 1.093

19 Juli: 1.338

20 Juli: 1.280

21 Juli: 1.383

22 Juli: 1.449

23 Juli: 1.566

24 Juli: 1.415

25 Juli: 1.266

26 Juli: 1.487

27 Juli: 2.069

28 Juli: 1.824

29 Juli: 1.893

30 Juli: 1.759

31 Juli: 1.808

1 Agustus: 1.604

2 Agustus: 1.568

3 Agustus: 1.598

4 Agustus: 1.747

5 Agustus: 1.739

6 Agustus: 1.635

7 Agustus: 1.588

8 Agustus: 1.498

9 Agustus: 1.475

10 Agustus: 2.048

11 Agustus: 1.579

12 Agustus: 1.466

13 Agustus: 1.432

14 Agustus: 1.270

15 Agustus: 1.222

16 Agustus: 1.245

17 Agustus: 1.180

18 Agustus: 1.128

19 Agustus: 1.492

20 Agustus: 1.348

21 Agustus: 1.361

22 Agustus: 1.030

23 Agustus: 842

https://nasional.kompas.com/read/2021/08/23/17202261/setelah-39-hari-angka-kematian-covid-19-di-bawah-1000-jiwa-dalam-sehari

Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke