Salin Artikel

Analis Media Sosial: Harus Ada Bukti Kerja dan Prestasi untuk Ciptakan Tren Positif terhadap Puan

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis media sosial Ismail Fahmi mengatakan, popularitas Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDI-P Puan Maharani memang mengalami peningkatan sejak pemasangan baliho Kepak Sayap Kebhinekaan.

Namun, menurutnya, popularitas saja tidak cukup untuk mengukur suara atau elektabilitas, apalagi jika dikaitkan dengan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Populer saja tidak cukup, apalagi populer karena hal yang negatif dan tidak ada positifnya. Harus ada bukti kerja dan prestasi yang bisa digunakan untuk menaikkan tren positif," kata Ismail dalam akun Twitter-nya @ismailfahmi, Minggu (8/8/2021).

Ismail telah mengizinkan Kompas.com untuk mengutip unggahan mengenai analisis menggunakan Drone Emprit selama periode 7 Juli hingga 7 Agustus 2021.

Dalam unggahannya Ismail mengungkapkan, popularitas putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri itu merangkak naik, bahkan setara dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

"Tren Puan setara dengan tren Ridwan Kamil setelah dikatrol dengan kampanye baliho. Respons netizen terhadap baliho turut meningkatkan tren Puan," ucapnya.

Kendati demikian, peningkatan popularitas Puan justru terjadi karena banyaknya sentimen negatif terkait baliho.

Ismail menuturkan, popularitas Puan yang meningkat itu terdiri dari narasi negatif oleh netizen umum, aktivis dan partai oposisi.

"Narasi positif dari tim media sosial Puan, khususnya via meme atau infografis," tutur dia.

Ismail memprediksi, popularitas Puan yang meningkat saat ini akan diikuti dengan upaya peningkatan tingkat kesukaan atau favorability.

Ia menduga, tahapan dalam meningkatkan popularitas hingga tingkat kesukaan terhadap Puan merupakan strategi tim jelang Pemilu 2024.

"Ini strategi, selalu begitu. Setelah populer, baru favorability. Itu adalah sentimen positif. Setelah dikenal, lalu didongkrak dengan hal-hal positif saja yang dilakukan Puan. Akhirnya, publik nanti lupa dengan hal negatif sebelumnya," kata Ismail.

Belakangan ini, masyarakat tengah menyoroti maraknya pemasangan baliho sejumlah politisi.

Selain Puan Maharani, ada pula Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

Publik lebih banyak menyoroti baliho Puan Maharani. Dalam baliho terpampang foto Puan dengan kalimat Kepak Sayap Kebhinekaan.

Baliho tersebut dikritik lantaran para elite partai politik dianggap tak sensitif dengan penderitaan masyarakat di tengah pandemi.

https://nasional.kompas.com/read/2021/08/09/20043381/analis-media-sosial-harus-ada-bukti-kerja-dan-prestasi-untuk-ciptakan-tren

Terkini Lainnya

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke