Salin Artikel

Jerit Warga ke Jokowi dan Nasib Kelanjutan PPKM Jawa-Bali...

Dimulai dari Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali yang diterapkan 3-20 Juli 2021, dilanjutkan dengan PPKM Level 3 dan 4 yang masih diberlakukan hingga hari ini.

Meski pembatasan telah dilakukan di sana-sini, laju penularan virus corona di Indonesia nyatanya masih sangat tinggi.

Di sisi lain, rakyat kecil yang ingin supaya pembatasan disudahi. Alasannya sederhana, sangat sulit bagi mereka memperoleh pendapatan.

Warga bahkan menyampaikan keluh kesah ihwal pembatasan ke presiden.

"Yang namanya PPKM Darurat itu kan semi lockdown. Itu masih semi aja saya masuk ke kampung, saya masuk ke daerah, semuanya menjerit minta untuk dibuka," kata Jokowi dalam acara pemberian banpres produktif usaha mikro di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (30/7/2021).

Padahal, kata Jokowi, pemerintah memilih menerapkan PPKM Darurat agar ekonomi tetap dapat berjalan.

Opsi lockdown tak dipilih karena berarti menutup total semua sektor.

"Kalau lockdown kita bisa bayangkan, dan itu belum juga bisa menjamin dengan lockdown itu permasalahan menjadi selesai," ujar presiden.

Adapun PPKM Level 3 dan 4 Jawa-Bali berakhir hari ini. Dengan jeritan suara rakyat, akankah kebijakan ini kembali diperpanjang Jokowi?

1. Pelonggaran PPKM

PPKM Level 3 dan 4 di Jawa-Bali sejatinya merupakan perpanjangan dari PPKM Darurat yang diterapkan 3-20 Juli 2021.

Mulanya, pemerintah memperpanjang PPKM selama 5 hari, yakni 21-25 Juli. Kebijakan tersebut kembali diperpanjang selama 8 hari, 26 Juli-2 Agustus 2021.

Selama PPKM Darurat, dilakukan pembatasan pada berbagai sektor kegiatan, mulai dari pekerjaan, pendidikan, usaha, wisata, transportasi, seni budaya, sosial kemasyarakatan, dan lainnya.

Pembatasan juga diterapkan pada PPKM Level 3-4, hanya saja dilakukan sejumlah pelonggaran.

"Kita akan melakukan beberapa penyesuaian terkait aktivitas dan mobilitas masyarakat yang dilakukan secara bertahap dengan pelaksanaan yang ekstra hati-hati," kata Jokowi dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (25/7/2021) malam.

Selama masa PPKM Level 3 dan 4, warung makan, pedagang kaki lima, lapak jajanan atau tempat usaha lainnya di ruang terbuka diperbolehkan buka.

Tak seperti PPKM sebelumnya yang hanya membolehkan sistem take away, pada masa PPKM Level 3 dan 4 pengunjung diperbolehkan makan ditempat. Namun demikian, dilakukan pembatasan waktu dan kapasitas.

Di daerah level 3 kegiatan makan di warung boleh dilakukan selama 30 menit, sedangkan di daerah level 4 hanya boleh 20 menit. Kegiatan tersebut hanya diizinkan hingga pukul 20.00.

Selain itu, selama masa PPKM Level 4, pasar rakyat yang menjual sembako sehari-hari diperbolehkan buka seperti biasa dengan protokol kesehatan yang ketat.

Kemudian, pasar rakyat yang menjual selain kebutuhan pokok sehari-hari diizinkan buka dengan kapasitas maksimal 50 persen sampai dengan pukul 15.00.

Sementara, di daerah level 3, pasar rakyat yang menjual barang non kebutuhan sehari-hari boleh buka hingga pukul 17.00 dengan kapasitas maksimal 50 persen.

Lalu, pedagang kaki lima, toko kelontong, agen atau outlet voucher, pangkas rambut, laundry, pedagang asongan, bengkel kecil, cucian kendaraan, dan usaha-usaha kecil lain yang sejenis juga diziinkan buka dengan protokol kesehatan yang ketat sampai dengan pukul 21.000.

Di daerah yang menerapkan PPKM Level 3 terdapat sejumlah pelonggaran lainnya seperti pembukaan mal maksimal 25 persen dari kapasitas hingga pukul 17.000, pembukaan tempat ibadah dengan maksimal jemaah 25 persen, resepsi pernikahan maksimal dihadiri 20 orang, dan lainnya.

Dengan pembatasan tersebut pemerintah berharap dapat menekan laju penularan Covid-19 yang selama lebih dari sebulan mengalami lonjakan.

"Dengan usaha keras kita bersama Insya Allah kita bisa segera terbebas dari Covid-19 dan kegiatan sosial ekonomi masyarakat bisa kembali normal," kata Jokowi.

2. Penularan tinggi

Harapan nampaknya masih jauh dari kenyataan. Selama PPKM Level 3 dan 4 diterapkan, laju penularan virus corona masih tinggi.

Kasus Covid-19 bertambah di atas angka 30.000 setiap hari, bahkan hampir menyentuh 50.000 kasus.

Pada Minggu (1/8/2021), bertambah 30.738 kasus baru Covid-19 dalam sehari. Angka itu didapat dari pemeriksaan 178.375 spesimen, menurun dibandingkan dengan testing hari-hari sebelumnya.

Dengan penambahan tersebut, total kasus Covid-19 dihitung sejak awal pandemi 2 Maret 2020 mencapai 3.440.396 kasus.

Tingginya jumlah kasus baru berbanding lurus dengan angka kematian.

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, jumlah kematian akibat Covid-19 pada bulan Juli menjadi yang tertinggi sepanjang pandemi.

Bagaimana tidak, angka kematian selama 2 minggu terakhir melebihi 1.000 kasus setiap hari. Bahkan, pada 27 Juli angka kematian harian mencapai yang tertinggi, yakni 2.069 pasien meninggal dalam sehari.

"Bulan Juli ini menjadi bulan dengan kematian paling banyak selama pandemi di Indonesia. Hingga kemarin, total sebanyak 30.168 kematian tercatat di bulan ini," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Kamis (29/7/2021).

Menurut Wiku, angka kematian ini sangat tinggi mengingat sebelumnya kematian tertinggi terjadi pada Juni sebanyak 7.913 kasus.

Kendati demikian, jumlah pasien sembuh dari Covid-19 juga terus bertambah. Data pemerintah Jumat (30/7/2021) menunjukkan, jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh lebih tinggi dibandingkan dengan penambahan pasien baru.

Tercatat, jumlah pasien sembuh bertambah 44.550 orang dalam sehari. Angka itu merupakan yang tertinggi selama pandemi.

Melihat data tersebut, akumulasi pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh hingga Jumat pukul 12.00 mencapai 2.730.720 orang.

Bersamaan dengan itu, pemerintah mengklaim bahwa bed occupancy rate (BOR) di berbagai rumah sakit rujukan Covid-19 sudah mulai menurun.

"Saya tadi pagi juga sudah mengecek di Wisma Atlet misalnya yang dulu sudah hampir 90 persen, tadi pagi saya cek angka keterisian dari tempat tidur di angka 38 persen. Dulunya 90 persen, hampir penuh," kata Jokowi, Jumat (30/7/2021).

3. Lonjakan di luar Jawa

Kasus Covid-19 di Pulau Jawa diklaim sudah mulai menurun sejak PPKM Darurat diterapkan. Namun, di saat bersamaan, di luar Jawa kasus virus corona mulai merangkak naik.

"Saya melihat angka-angka tadi di wilayah-wilayah di Pulau Jawa sudah mulai melandai turun pelan-pelan, tetapi yang di luar Jawa gantian naik," kata Jokowi, Jumat (30/7/2021).

Jokowi menyebut, lonjakan ini disebabkan karena virus corona varian Delta yang menyebar begitu cepat. Varian virus itu pertama kali muncul di India dan kini meluas di seluruh dunia.

"Keadaan ini saya ngomong adanya, bukan menakut-nakuti, tapi kasus virus corona ini akan selesai kapan WHO (World Health Organization) pun juga belum bisa memprediksi," ujarnya.

Presiden pun mengimbau warga untuk terus disiplin mematuhi protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Ia juga mengajak seluruh pihak ikut menyukseskan program vaksinasi Covid-19.

"Kita masih berproses menuju pada vaksinasi 70 persen yang kita harapkan nanti akhir tahun ini bisa kita selesaikan Insya Allah," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2021/08/02/08041651/jerit-warga-ke-jokowi-dan-nasib-kelanjutan-ppkm-jawa-bali

Terkini Lainnya

KPK Periksa Mantan Istri Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Mantan Istri Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih

Nasional
Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

Nasional
Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

Nasional
Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Nasional
Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Nasional
Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Nasional
Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nasional
Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Nasional
Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Nasional
Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Nasional
Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Nasional
Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke