Salin Artikel

KPAI Minta Pemerintah Perhatikan Anak Yatim Piatu akibat Covid-19

Komisioner KPAI Retno Listyarti mencontohkan kejadian di Kalimantan Timur (Kaltim), yang menimpa Alviano Dava Raharjo di Kutai Barat dan Arga di Kutai Kartanegara (Kukar).

“Alviano Dava Raharjo di Kutai Barat dan Arga di Kutai Kartanegara harus kehilangan ayah dan ibu kandungnya karena Covid-19,” kata Retno dalam keterangan tertulis, Selasa (27/7/2021).

Retno melanjutkan, Alviano yang masih berusia 10 tahun itu sempat terpapar Covid-19 dan harus hidup seorang diri setelah kedua orang tuanya meninggal dunia. Ayah dan Ibu Alviano meninggal dunia pada 20 Juli 2021 usai terpapar Covid-19.

Selanjutnya, kejadian serupa terjadi menimpa Arga, yang masih berusia 13 tahun. Retno mengatakan, Arga kehilangan kedua orang tua hanya dalam kurun waktu 3 hari.

Menurut Retno, saudara-saudara Arga, yakni Arya (17), Abai (10) dan Dilla (4), juga turut terpapar Covid-19 dan masih menjalani isolasi.

“Arga terlihat menghadiri pemakaman ibunya bahkan mengadzankan, Deasy Setiawati (40) di permakaman Muslimin Kelambu Kuning Tenggarong, Kukar. Dua hari sebelumnya, Arga ditinggal sang ayah, Alihusni (45),” ungkap Retno.

Selain di Kalimantan Timur, kejadian serupa juga menimpa 3 orang anak beinisial N, D, dan R di Solo, Jawa Tengah pada awal Juli 2021.

Retno menyampaikan, ketiga anak tersebut terpapar Covid-19 serta harus kehilangan satu-satunya orang tua mereka, yakni seorang ayah bernama Sarjono, akibat Covid-19.

“Pada 17 Juli 2021 Sarjono meninggal dunia. Anak-anak mendadak menjadi yatim piatu karena ibu mereka sudah meninggal dunia tahun 2020,” ujar Retno.

Atas adanya kejadian tersebut, KPI merekomendasikan agar pemerintah melalui dinas terkait dan Kementerian Sosial dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) bertindak melakukan pemetaan wilayah terhadap domisili anak-anak tersebut.

Selanjutnya, Retno mendesak pemerintah fokus menyediakan dukungan psikososial dan ekonomi kepada anak-anak tersebut.

“Karena, anak-anak yang kehilangan pengasuh dalam waktu singkat lebih rentan mengalami kesehatan mental, penyakit kronis serta penyalahgunaan zat terlarang saat dewasa,” imbuh dia.

Kemudian, Retno juga mendorong pemerintah perlu membangun komunikasi dengan masyarakat tentang perlunya keluarga mempersiapkan mitigasi risiko dampak Covid-19.

Menurut Retno mitigasi risiko merupakan kondisi saat ayah atau ibu dalam keluarga terpapar Covid-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri.

Pihak keluarga perlu sesegera mungkin membicarakan scenario terburuk dengan anggota keluarga besar lainnya, misalnya terkait perwalian atas anak-anak mereka apabila orang tua neninggal dunia.

“Tujuannya ialah memastikan kejelasan tentang siapakah yang selanjutnya akan ditunjuk untuk merawat anak-anak untuk menjamin akses pendidikan mereka, dan melindungi mereka dari ancaman perkawinan anak dan perdagangan anak,” kata dia.

“Mitigasi ini perlu terutama jika anak yang ditinggalkan masih balita atau berada pada usia anak”, tandas Retno.

https://nasional.kompas.com/read/2021/07/27/13141281/kpai-minta-pemerintah-perhatikan-anak-yatim-piatu-akibat-covid-19

Terkini Lainnya

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nasional
PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Nasional
Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Nasional
Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Nasional
Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Nasional
Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Nasional
Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Nasional
Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Nasional
KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

Nasional
Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Nasional
Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Nasional
Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke