Tracing yang dilanjutkan testing bisa mendeteksi orang tanpa gejala (OTG) agar tak menularkan ke lingkungan.
"Jadi seharusnya tracing itu dalam rangka mencari orang-orang yang OTG, orang tanpa gejala itu yang masih mohon maaf bekeliaran segara ditemukan statusnya dites dengan demikian jelas kalau dia positif yaudah kamu isolasi," kata Ede kepada Kompas.com, Senin (26/7/2021).
Menurut dia, PPKM Level 4 bukan hanya membatasi orang bergerak tetapi juga menahan agar tidak saling menginfeksi dengan mengurangi mobilitas.
Kemudian mendisiplinkan penerapan 3M yakni memakai makser, mencuci tangan dan menjaga jarak. Serta PPKM juga harus fokus pada penguatan testing dan tracing.
"Ini yang barang kalu harus dikuatkan. Seharusnya PPKM yang sekarang itu harusnya lebih fokus kesitu," ujarnya.
"Supaya apa? supaya kasus lebih mungkin diketahui dengan sedini mungkin maka, belum tentu memerlukan perawatan rumah sakit. Bahkan cukup isolasi mandiri di rumah saja," lanjut dia.
Ede juga menuturkan baiknya jumlah testing digencarkan sampai menyampai jumlah kasus aktif Covid-19 yang sudah dicatat pemerintah.
"Lebih bagus lagi kalau kita sesuai teorinya bahwa dari satu kasus aktif yang ditemukan hari ini, maka dicari 10 bahkan idealnya di 20 berarti seharusnya testing itu dua kali lipat dari jumlah yang positif," ucap Ede.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan perpanjangan PPKM Level 4. Kebijakan itu dilanjutkan selama delapan hari ke depan, terhitung sejak 26 Juli hingga 2 Agustus 2021.
Namun demikian, terdapat beberapa penyesuaian selama masa perpanjangan PPKM Level 4.
"Kita akan melakukan beberapa penyesuaian terkait aktivitas dan mobilitas masyarakat yang dilakukan secara bertahap dengan pelaksanaan yang ekstra hati-hati," kata Jokowi dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (25/7/2021) malam.
https://nasional.kompas.com/read/2021/07/26/13084171/ppkm-level-4-diperpanjang-pemerintah-diminta-fokus-penguatan-testing-dan