Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Dokter IDI Mahesa Paranadipa mengatakan, berdasarkan data, kematian dokter di Jawa Timur menembus angka 110 orang.
"Paling banyak di Jawa Timur menembus angka 110 dokter yang meninggal dunia," ujar Mahesa di acara "Update Kondisi Dokter dan Strategi Upaya Mitigasi Risiko mencegah Kolapsnya Fasilitas Kesehatan", Minggu (18/7/2021).
Kemudian, disusul oleh DKI Jakarta sebanyak 83 dokter meninggal, Jawa Tengah dengan 81 orang, Jawa Barat 76 orang, dan Sumatera Utara 38 orang.
Data juga menunjukkan bahwa dokter laki-laki paling banyak yang meninggal dunia akibat Covid-19 tersebut.
"Karena tugas-tugas yang banyak dikerjakan dokter laki-laki di area isolasi Covid-19, walaupun banyak juga dokter perempuan bertugas. Ini terus kami pantau kondisinya ke depan," kata dia.
Sementara dari spesialisasi, ujar Mahesa, yang paling banyak menjadi korban adalah dokter umum, spesialis kandungan dan kebidanan, penyakit dalam, anak, bedah, anestesi, dan THT.
Mahesa mengatakan, IDI saat ini fokus memantau kondisi para dokter karena jumlah yang meninggal dunia saat ini merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan.
"Tidak semua dokter spesialis turun ke isolasi karena mempertimbangkan faktor risiko komorbid dan lainnnya," kata dia.
Secara total, data yang sama menunjukkan bahwa terdapat 545 orang dokter di Indonesia yang meninggal dunia akibat Covid-19.
Atas kondisi tersebut, pihaknya khawatir fasilitas kesehatan kolaps.
"Data per 17 Juli 2021, total 545 kematian dokter di Indonesia. Kami khawatir kita masuk dalam potensi kolaps jika melihat data kematian dokter saja," kata Mahesa.
Mahesa menuturkan, pada Juli saja, angka kematian dokter akibat Covid-19 mencapai 114 dokter.
Angka tersebut sudah lebih dari 100 persen dari jumlah kematian yang terjadi pada Juni 2021.
"Ini baru data yang sudah dilaporkan karena kemungkinan masih ada data yang belum dilaporkan," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/07/18/14414531/idi-angka-kematian-dokter-akibat-covid-19-paling-tinggi-di-jawa-timur