Salin Artikel

Terbitkan Buku “Potret Garam Nasional,” Kementerian KP Berupaya Dorong Kemandirian Garam Nasional

KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) menerbitkan buku “Potret Garam Nasional”.

Buku terbitan 2021 itu diluncurkan sebagai salah satu buku telaah akademik dalam rangka mendukung program prioritas Kementerian KP. Salah satunya untuk kemandirian pengolah garam dalam negeri dan kesejahteraan petambak garam.

Sebagai salah satu penyusun buku “Potret Garam Nasional,” Kepala BRSDM Sjarief Widjaja menyampaikan, buku tersebut memiliki beberapa tujuan utama.

“Tujuan pertama untuk memberikan gambaran secara umum terkait kondisi pergaraman nasional. Hal ini dilihat dari kebutuhan, pemenuhan kebutuhan dan produksi nasional,” ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (2/7/2021).

Kedua, lanjut Sjarief, memberikan gambaran berbagai metode produksi garam yang dikenal dan berkembang di masyarakat.

Tujuan ketiga, memberikan arahan bagi pemberdayaan masyarakat petambak garam sebagai upaya pelaksanaan Undang-undang (UU) Perlindungan Nelayan, Pembudidaya dan Petambak Garam.

“Sementara tujuan keempat, yaitu memberikan alternatif dan acuan bagi penyusun kebijakan, serta program dan kegiatan produksi garam menuju swasembada garam nasional,” jelas Sjarief, saat membedah buku pada kegiatan “Bincang Bahari” secara daring, Selasa (29/6/2021).

Selain tujuan, ia turut menjelaskan maksud sasaran yang hendak dicapai dalam penulisan buku tersebut.

Adapun sasarannya guna memenuhi ketersediaan garam dari produksi dalam negeri untuk kebutuhan garam konsumsi dan garam industri, membuat industri pengolahan garam dalam negeri secara mandiri, serta meningkatkan kesejahteraan petambak garam dan industri pengolahan garam.

Penyampaian dari para penulis sekaligus narasumber

Pada kesempatan yang sama, Koordinator Perencanaan dan Kerja Sama Pusat Riset Kelautan (Pusriskel) BRSDM Ifan Ridlo Suhelmi mengatakan, kajian yang telah dibuat pada buku ini memuat beberapa ruang lingkup.

Ruang lingkup tersebut meliputi gambaran kondisi pergaraman nasional, kebutuhan, produksi, produktivitas dan kualitas garam, jenis garam dan pemanfaatannya, metode produksi, metode pengolahan dan pemurnian, berbagai jenis turunan garam, serta analisis ekonomi pengusahaan dan pengolahan garam.

“Jadi potret ini adalah mencuplik, menggambarkan sebagian dari permasalahan garam nasional ini. Pembahasan utama pada buku ini adalah potret bagaimana memproduksi garam, kemudian pengolahannya di masyarakat,” ujarnya sebagai penulis buku sekaligus narasumber pertama Bincang Bahari.

Untuk tujuan dan sasarannya, kata Ifan, dialamatkan kepada stakeholder, para petambak garam serta pengolah garam.

Dari sasaran tersebut, ia berharap, nantinya dapat menciptakan teknologi sederhana dan bisa diakses oleh masyarakat.

“Kami tidak berbicara tentang bagaimana untuk farmasi dan teknologi tinggi yang tidak dimiliki oleh usaha kecil dan menengah (UKM). Teknologi yang kami susun sangat sederhana dan bisa diakses oleh masyarakat. Salah satunya untuk memperoleh nilai tambah,” ujar Ifan.

Sementara itu, Peneliti Pusriskel Rikha Bramawanto sekaligus penulis dan narasumber kedua menyampaikan, terdapat tiga cara dalam memperoleh garam, yaitu solar salt, rock salt, dan vacum salt.

“Menurut saya, Indonesia sepenuhnya mengandalkan garam evaporasi (solar salt),” imbuhnya.

Begitu pula untuk metode produksi garam, Rikha menjelaskan, terdapat beberapa tekniknya, antara lain tradisional (Maduris dan Portugis), teknologi geomembran, prisma, tunnel, teknologi bestekin, dan teknologi integrasi lahan.

Adapun untuk proses produksi garam sendiri terdiri dari pengeringan lahan, pengolahan air peminihan, proses kristalisasi, proses pemungutan hasil, proses pencucian, dan proses di akhir musim.

“Terkait pembahasan secara teknis mengenai metode dan proses produksi garam lebih lanjut sudah saya bahas secara rinci pada buku “Potret Garam Nasional,” ucap Rikha.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Jasa Kelautan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Ruang Laut (PRL) Kementerian KP Miftahul Huda turut menyampaikan mengenai data riset produksi garam.

Pada 2019 terdapat kurang lebih 22.856 hektare (ha) lahan garam dengan 14.719 petambak dan 70.000 lebih tenaga kerja pada musim puncak.

Produksinya sendiri mencapai sekitar 2,4 juta ton garam rakyat ditambah 0,4 juta ton dari PT Garam. Dengan begitu, total produksi garam hampir 2,9 juta ton.

“Sedangkan jumlah sumber daya manusia (SDM) dan luas lahan mengalami peningkatan pada 2021, yaitu sekitar 16.000 petambak garam dan 23.000 ha untuk lahan,” ujar Miftahul sebagai narasumber ketiga.

Ia mengaku, pihaknya telah melakukan kegiatan pemberdayaan usaha garam rakyat (Pugar).

Adapun kegiatan utamanya adalah integrasi lahan garam untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, gudang garam sebagai jaminan kontinuitas pasokan garam bahan baku, serta penguatan SDM atau kelembagaan melalui koperasi induk.

Tujuan penguatan SDM untuk menciptakan manajemen yang andal dan akselerasi koperasi primer agar dapat berkembang lebih cepat.

“Beberapa wilayah dengan curah hujan lebih tinggi, seperti Aceh dan Pantai Selatan Jawa dikembangkan produksi garam dengan metode tertutup. Salah satunya dengan metode tunnel,” ucap Miftahul.

Sementara itu, ia mengatakan, daerah dengan produksi yang melimpah dibangun unit pencucian dan pemurnian garam atau washing plant.

Adapun tujuh unit washing plant yang telah dibangun ada di Karawang, Indramayu, Brebes, Pati, Gresik, Pasuruan dan Sampang.

Sedikit tentang buku “Potret Garam Nasional”

Sebagai informasi, “Potret Garam Nasional” merupakan buku telaah akademik ketiga terbitan BRSDM yang dibedah pada Bincang Bahari.

Pada akhir buku ini dimuat berbagai rekomendasi yang terdiri dari teknologi produksi, pemurnian, dan sosial ekonomi.

Sebelumnya, telah dilakukan kegiatan bedah dua buku telaah akademik BRSDM yang berjudul “Model Pengembangan Kampung Ikan dalam Mendukung Kesejahteraan Masyarakat di Pedesaan” dan “Pengembangan Industri Perikanan Budidaya Berbahan Baku Pakan Lokal Menuju Kemandirian Pakan”.

Rencananya, pada Bincang Bahari selanjutnya akan dibedah pula buku-buku telaah akademik.

Judul buku tersebut antara lain "Shrimp Estate Teknologi Super Intensif", "Rancangan Pengaturan Pungutan terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Tangkap Laut di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia".

Kemudian, ada "Pengembangan Pelabuhan Perikanan Terintegrasi untuk Mendukung Maluku Sebagai Lumbung Ikan Nasional", "Perspektif Pembangunan Ekonomi Kelautan", serta "Pengembangan Budidaya Lobster Berkelanjutan".

Bagi Anda yang ingin mengetahui kegiatan bedah buku maupun topik lain dalam “Bincang Bahari” dapat menyaksikan channel Youtube Kementerian KP.

Untuk kegiatan bedah buku “Potret Garam Nasional” dapat disaksikan pada link berikut ini.

https://nasional.kompas.com/read/2021/07/02/10572061/terbitkan-buku-potret-garam-nasional-kementerian-kp-berupaya-dorong

Terkini Lainnya

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke