Salin Artikel

Muncul Klaster Covid-19 di Lapas, ICJR Sayangkan Napi Belum Jadi Prioritas Vaksinasi

Hal itu disampaikan Erasmus menyusul informasi adanya 230 orang termasuk WBP yang terpapar Covid-19 di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kendal, Jawa Tengah, Kamis (3/6/2021) kemarin.

"Hal ini bukan pertama kali terjadi, klaster Covid-19 (Di Lapas) sudah terjadi sejak pertengahan 2020. Kondisi ini kian buruk karena kondisi lapas overcrowding, dan WBP tidak pernah masuk dalam skema prioritas vaksin secara khusus," jelas Erasmus dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (4/6/2021).

Padahal, lanjut data Kemenkumham Februari lalu menyebut ada 4.343 WBP termasuk anak-anak, dan 1.872 petugas yang telah terinfeksi Covid-19.

Ia kemudian mempertanyakan data yang kini tak lagi dirilis Kemenkumham. Menurut Erasmus, masyarakat bahkan tak bisa mengakses data terkait WBP. 

"Sebagai catatan data ini tidak bisa dipantau secara berkala oleh masyarakat, intevensi penanganan Covid-19 di Lapas minim dari pengawasan publik, karena sumber informasi hanya berasal dari pihak Lapas dan Kemenkumham tanpa komitmen penyampaian pada publik secara berkala," ungkap Erasmus.

Apalagi menurut Erasmus, saat ini Lapas mengalami peningkatan jumlah kepadatan sebesar 10 persen. Angka itu bertambah setelah pada bulan Februari bebannya adalah 186 persen.

Maka ia meminta agar WBP dapat segera menjadi kelompok masyarakat yang diprioritaskan dalam program vaksin.

"Karena WBP rentan dan tidak dapat menjalani physical distancing seperti masyarakat pada umumnya. Memang benar beberapa WBP telah menerima vaksin namun itu terbatas pada mereka yang lansia dengan skema yang menempel pada Dinas Kesehatan di daerah," imbuhnya.

"Klaster-klaster baru Covid-19 di Lapas harus dicegah. Petugas publik Kemenkumham saja bisa disediakan akses vaksin, seharusnya WBP juga bisa masuk skema sebagai prioritas kementerian," tegas dia.

https://nasional.kompas.com/read/2021/06/04/16180501/muncul-klaster-covid-19-di-lapas-icjr-sayangkan-napi-belum-jadi-prioritas

Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke