Rizieq juga mengatakan, pondok pesantren terletak jauh dari permukiman masyarakat, sehingga tidak ada interaksi dengan masyarakat sekitar.
"(Sejak) awal pandemi, pesantren kami sampai hari ini melakukan lockdown. Tidak satu pun orangtua santri yang boleh datang ke pesantren, walaupun orangtua santri pada awalnya sempat protes," kata Rizieq dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin (19/4/2021).
Dia menegaskan, mereka yang boleh masuk ke wilayah pesantren hanya warga pesantren, seperti para kyai, guru, dan santri. Termasuk juga dirinya dan keluarga selaku pemilik pesantren.
"Tidak boleh ada yang masuk kecuali warga Markaz Syariat, yaitu kyai, santri, guru, petani yang memang bekerja di pesantren. Orang luar tidak boleh masuk," tutur Rizieq.
Karena itu, menurut dia, tidak ada kaitannya kerumunan warga di luar pondok pesantren dengan dirinya.
Rizieq mengatakan, tidak ada satu pun masyarakat sekitar yang diizinkan masuk ke pondok pesantren.
Rizieq pun menyatakan, kedatangannya ke pondok pesantren pada 13 November 2020 itu untuk menjalankan Shalat Jumat bersama para santrinya di Markaz Syariah.
Ia menegaskan itu merupakan kegiatan internal.
"Tujuan saya memang Shalat Jumat di sana. Saya di PMS utk bertemu para santri yang saya tinggalkan selama 3,5 tahun karena hijrah ke Mekah, tentu mereka rindu, saya ingin Shalat Jumat dengan mereka," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/19/14510451/rizieq-shihab-ponpes-markaz-syariah-megamendung-lockdown-selama-pandemi