Menurut pemantauan BMKG, kondisi pengaruh terkuat siklon ini terhadap kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) terjadi pada Senin (5/4/2021) dinihari.
"Sehingga saat ini siklon telah menjauh dan bergerak ke arah barat daya," ujar Dwikorita dalam keterangan pers secara virtual usai rapat terbatas penanganan bencana di NTT dan NTB, yang disiarkan YouTibe Sekretariat Presiden, Selasa (6/4/2021).
Meski demikian, kecepatan pusaran angin dari siklon Seroja ini semakin kencang.
Menurut Dwikorita, pada awal terbentuk kecepatannya 85 kilometer/jam. Sementara itu saat ini kecepatan siklon Seroja sudah mencapai 110 kilometer/jam.
BMKG memprediksi siklon tersebut akan semakin meningkat kecepatannya hingga 130 kilometer/jam.
Dwikorita melanjutkan, menguatnya kecepatan pusaran angin siklon ini tidak berbanding lurus dengan dampaknya kepada wilayah Indonesia.
Karena pergerakannya telah menjauh, BMKG memprediksi akan ada dampak tidak langsung dari siklon ini.
"Dampak pada hari ini hingga tanggal 7 April 2021 yang akan sangat dirasakan yakni hujan lebat, angin kencang hingga gelombang tinggi," ucap Dwikorita.
"Yang dikhawatirkan ini (gelombang tinggi) mirip tsunami. Jadi gelombang tinggi masuk ke darat. Meski tidak sekuat gelombang tsunami tapi sama-sama masuk ke darat dan merusak," tuturnya.
Potensi dampak lain yang diperkirakan BMKG adalah ketinggian gelombang di Samudera Hindia bisa mencapai 6 meter.
Kemudian di perairan NTT, perairan Flores, Laut Sawu, hingga perairan di selatan Pulau Sumba ketinggian gelombang diperkirakan sekitar 4-6 meter.
"Sehingga ini perlu mendapatkan perhatian soal kondisi perairan dan lautan," ucap Dwikorita.
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/06/13203201/bmkg-siklon-tropis-seroja-menjauh-masih-berpotensi-sebabkan-gelombang-tinggi