Hal tersebut disampaikan Bintang saat meninjau pembangunan alat penyediaan air minum bersih dan sanitasi perdesaan berbasis masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Sindangsari, Kabupaten Serang, Banten, Senin (22/3/2021).
"Terjadinya stunting juga disebabkan karena adanya ketimpangan gender dalam keluarga," ujar Bintang dikutip dari siaran pers, Selasa (23/3/2021).
Bintang mengatakan, ketimpangan gender dalam keluarga tersebut terlihat dari beberapa kebiasaan.
Antara lain, masih adanya budaya yang membiasakan perempuan atau ibu harus makan setelah anggota keluarga lain selesai.
Kemudian, adanya pemahaman diet yang menyimpang, hingga pantangan makan yang salah bagi ibu hamil.
"Hal ini mengakibatkan satu dari tiga ibu hamil mengalami anemia hingga menyebabkan anak yang dilahirkan kekurangan gizi," kata dia.
Bintang mengatakan, dalam mencegah stunting, peranan suami juga dibutuhkan untuk mendukung istri masing-masing agar menghasilkan anak yang sehat.
Sebab, perempuan memiliki peran penting sebagai garda terdepan dalam melindungi anak dari stunting sejak 1000 hari pertama kehidupan anak.
"Seribu hari pertama tersebut dimulai dari masa kehamilan hingga anak lahir dan tumbuh berkembang hingga usia 2 tahun," kata Bintang.
Pada kesempatan itu, Bintang juga berpesan agar para pendamping desa untuk mendampingi dan mengedukasi masyarakat tentang bahaya stunting, khususnya kepada para ibu.
Sebab, kata dia, persoalan stunting tidak terlepas dari peran penting ibu dalam memastikan tumbuh kembang anak berjalan dengan optimal.
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/23/10583541/menteri-pppa-sebut-ketimpangan-gender-di-keluarga-jadi-penyebab-stunting