Menurut Rahmad, masyarakat akan berpikir dua kali untuk pergi mudik karena masa libur atau cuti bersama Lebaran telah dipangkas oleh pemerintah.
"Masyarakat tentu akan berpikir dua kali karena cuti bersama cuma hanya dua hari. Kemudian juga kalau dihitung-hitung pulang juga tidak efektif, ya mungkin lebih baik akan tinggal, mempertimbangkan kembali untuk tinggal di kota masing-masing," kata Rahmad saat dihubungi, Selasa (16/3/2021).
Politikus PDI-P itu menilai, kebijakan pemerintah tidak melarang mudik pada Lebaran 2021 mendatang menunjukkan bahwa pemerintah memahami suasana batin publik yang merasa penat dan bosan.
Menurut Rahmad, kebijakan itu juga sesuai dengan strategi gas dan rem yang dilakukan pemerintah yakni memberikan kelonggaran saat kasus Covid-19 menurun dan memperketat pergerakan masyarakan saat kasus Covid-19 meningkat.
"Secara garis besar kan masyarakat memang tidak diimbau untuk mudik. Artinya memang bentuk memahami pemerintah, suasana batin masyarakat dalam bentuk gas rem, gas rem itu, itu yang menjadi paling rasional," kata Rahmad.
Ia juga mengatakan, pelonggaran tersebut mesti dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan menggencarkan program vaksinasi Covid-19.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, pemerintah tidak akan melarang masyarakat untuk mudik pada Lebaran 2021.
Perayaan Lebaran tahun ini diperkirakan masih dalam suasana pandemi Covid-19.
Hal tersebut ia sampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR, Selasa (16/3/2021), yang membahas sejumlah hal, salah satunya kesiapan transportasi untuk arus mudik dan arus balik Lebaran 2021.
"Hal pertama yang bisa kami ungkapkan terkait mudik 2021. Pada prinsipnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan tidak melarang (mudik)," kata Budi dalam rapat kerja yang dipantau secara daring.
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/16/21252831/pemerintah-bolehkan-mudik-anggota-komisi-ix-masyarakat-tentu-akan-berpikir