Salin Artikel

377 Pegawai Ombudsman Jalani Vaksinasi Covid-19

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 377 pegawai Ombudsman Republik Indonesia menerima vaksinasi Covid-19 di Jakarta, Senin (15/3/2021).

“Vaksinasi ini diikuti oleh insan Ombudsman kurang lebih 377 orang dari 958 insan Ombudsman,” ujar Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih, saat memberikan keterangan pers, Senin.

Menurut Najih, vaksinasi akan diberikan kepada seluruh pegawai perwakilan Ombudsman di daerah, tidak hanya di pusat.

Najih mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima dari 34 provinsi, sudah 80 persen pegawai Ombudsman yang divaksin.

“Untuk di daerah, vaksinasi ini kita sertakan di daerah masing-masing terutama di provinsi, karena perwakilan-perwakilan kami sementara ini ada di provinsi,” kata Najih.

Di sisi lain, Najih memastikan Ombudsman tidak berhenti memberikan pelayanan publik untuk masyarakat selama masa pandemi Covid-19.

Bahkan, kata dia, selama pandemi Covid-19 yang berlangsung di Indonesia sejak Maret 2020, Ombudsman telah membentuk posko pengaduan daring.

Ruang lingkup pengaduan itu, kata Najih, terkait bantuan sosial, pelayanan kesehatan, keuangan, keamanan serta transportasi.

“Dari laporan masyarakat tentang Covid-19 ini, ada lima instansi yang terbanyak dilaporkan, yaitu Kementerian Sosial dan Dinas Sosial, Otoritas Jasa Keuangan, PLN, Perbankan dan sarana perhubungan,” ucap Najih.

Ia menyebut, dari laporan masyarakat tersebut 45 persen telah diselesaikan oleh Ombudsman RI. Sementara itu, masih ada 39 persen yang sedang dalam proses dan 6,5 persen dalam tahap validasi.

“Dan ada 5,1 persen ditolak karena tidak sesuai dengan kewanangan ombudsman,” ucap dia.

https://nasional.kompas.com/read/2021/03/15/12141411/377-pegawai-ombudsman-jalani-vaksinasi-covid-19

Terkini Lainnya

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke