"Tapi sebagai manusia biasa, tentu kita semua ada kurang dan salah-salahnya. Untuk itu, apabila beliau (Moeldoko) menyadari kekeliruannya, saya pribadi tentu memaafkannya," kata AHY dalam konferensi pers bertajuk "Menguak Kebenaran: Testimoni Peserta KLB Abal-abal" yang disiarkan secara daring, Senin (8/3/2021).
Meski begitu, AHY mengaku kecewa terhadap Moeldoko karena dinilainya mengudeta Demokrat.
Menurut dia, Moeldoko telah menyakiti hati jutaan kader Partai Demokrat karena terlibat dalam gerakan yang dinilai pengurus partai itu sebagai tindakan ilegal dan inkonstitusional.
Kendati demikian, AHY mengaku tak punya dendam pribadi terhadap Moeldoko. Bahkan, dia mengaku masih dan tetap menghormati Moeldoko.
Mantan calon Gubernur DKI Jakarta ini mengingatkan, sebagai mantan prajurit, dia tetap menghormati Moeldoko yang pernah menjabat sebagai atasannya atau Panglima TNI.
Sebab, menurut dia, penghormatan merupakan sebuah tradisi yang dijunjung tinggi dan harus terus dijaga dalam dunia kemiliteran.
"Saya tetap hormat, itulah tradisi keprajuritan yang kami junjung tinggi di militer. One a soldier, always a soldier," tutur AHY.
"Tetapi kami bermohon, kebesaran hati, untuk bisa menyadari bahwa apa yang telah terjadi dan apa yang dilakukannya memang telah menyakiti ratusan ribu bahkan jutaan kader dan simpatisan Partai Demokrat," ucap dia.
Kubu kontra-AHY telah menetapkan KSP Moeldoko menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).
Moeldoko berhasil mengalahkan calon ketua umum lainnya yaitu mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie.
"Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kongres Luar Biasa Partai Demokrat menimbang dan memperhatikan bahwa putusan menetapkan pertama, dari dua calon, atas voting berdiri, maka Pak Moeldoko ditetapkan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2026," kata mantan kader Demokrat sekaligus pimpinan sidang KLB Jhoni Allen Marbun, Jumat (5/3/2021).
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/08/21122361/ahy-saya-tetap-hormati-moeldoko-tetapi