JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, tidak mudah untuk menyatukan data Covid-19 milik pemerintah pusat dan daerah.
"Kebetulan memang konteks satu data ini sudah sejak dari awal penanganan sudah kita kembangkan tetapi memang tidak mudah," kata Wiku dalam diskusi daring bertajuk Urgensi Transformasi Digital Pemerintahan untuk Merespon Pandemi dan Pembangunan Nasional, Rabu (3/3/2021).
Wiku mengatakan, secara akademis, menyinkronkan data dan kinerja antara pusat dengan daerah merupakan hal yang mudah.
Namun kenyataannya, di Indonesia masih sulit untuk menggabungkan data, terutama data Covid-19.
"Enggak usah bicara data lain-lain, data covid saja untuk jadi satu saja itu luar biasa sulitnya," ujar Wiku.
Wiku menegaskan, seharusnya semua pihak bersatu melawan Covid-19, jangan sampai ego sektoral dan daerah justru membuat lupa siapa musuh sebenarnya.
"Musuh yang utama itu adalah virusnya karena kita enggak biasa bekerja sinkron akhirnya destruksi oleh virus itu menjadi luar biasa dampaknya di kita," ucap dia.
Perbedaan data pasien Covid-19 yang meninggal dunia antara pusat dan daerah sempat mencuat.
Salah satu yang disoroti adalah data kasus kematian akibat Covid-19 di Jawa Tengah.
Pada data Satgas, tercatat total ada 2.197 pasien meninggal di Jawa Tengah.
Namun, berdasarkan data Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada laman https://corona.jatengprov.go.id/data, tercatat ada 3.459 kasus kematian.
Dengan demikian, terdapat selisih data sebanyak 1.262 antara Satgas dengan pemerintah provinsi.
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/03/17220431/satgas-covid-19-tidak-mudah-untuk-satukan-data-pusat-dan-daerah