Hal ini demi membentuk antibodi atau imunogenitas tubuh terhadap virus corona secara optimal.
"Jadi untuk mengoptimalkan pembentukan antibodi tadi maka harus diberikan dua kali penyuntikan," kata Nadia dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (15/2/2021).
Nadia menjelaskan, antibodi tubuh tak langsung terbentuk sesaat setelah vaksin Covid-19 disuntikkan.
Vaksin Covid-19 asal Sinovac misalnya, baru membentuk antibodi yang optimal 28 hari pasca penyuntikan dosis kedua.
Ia menyebut, 14 hari pasca vaksinasi dosis pertama, antibodi tubuh yang terbentuk mencapai 60 persen. Sementara, 28 hari pasca vaksinasi dosis kedua, pembentukan antibodi bisa mencapai 95-99 persen.
"Kita tahu vaksin ini perlu dua kali suntikan. Penyuntikan pertama kemudian 14 hari kemudian kita disuntik kembali, dan kita menerima dosis kedua," terang Nadia.
Menurut Nadia, meski sudah mendapat vaksinasi Covid-19, seseorang tetap bisa terserang virus corona.
Namun demikian, keberadaan vaksin akan membuat tubuh orang tersebut menjadi lebih kuat menahan rasa sakit.
"Jadi kita bisa melihat proteksi yang betul-betul diberikan oleh vaksin ini adalah mencegah kita kalau sakit menjadi sakitnya bertambah parah," katanya.
Nadia pun mengingatkan agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan 3M sembari menunggu giliran vaksinasi.
Protokol yang dimaksud berupa memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menerapkan jaga jarak.
Adapun vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah dimulai sejak 13 Januari 2021. Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama di Tanah Air yang disuntik vaksin.
Saat ini vaksinasi terus berlanjut ke seluruh pelosok negeri dan memprioritaskan tenaga kesehatan.
Ditargetkan vaksinasi menjangkau 70 persen penduduk Indonesia atau sekitar 182 juta jiwa dan selesai dalam waktu satu tahun.
https://nasional.kompas.com/read/2021/02/16/12300731/alasan-pentingnya-penyuntikan-vaksin-covid-19-dosis-kedua