Salin Artikel

Dugaan Rasialisme terhadap Natalius Pigai yang Mulai Diselidiki Bareskrim

Foto itu diunggah akun Facebook Ambroncius Nababan, Minggu (24/1/2021). Tangkapan layar mengenai konten tersebut diunggah oleh Natalius sendiri di akun Twitter-nya.

Setelah unggahan akun Facebook tersebut beredar, Polri mengaku sudah melihat ada hal yang tidak pantas dari konten tersebut. Aparat kepolisian lalu melakukan analisis.

Polri mengeklaim langkah itu merupakan penerapan bentuk prediktif sebagai bagian dari konsep "Presisi”.

Adapun "Polri Presisi" merupakan konsep pemolisian yang prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan.

"Dari pihak kepolisian tidak tinggal diam. Kami sudah bisa memprediksi dengan adanya postingan itu dan kita sudah melakukan analisis oleh Cyber Bareskrim," ungkap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (25/1/2021).

Dari hasil analisis yang dilakukan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, polisi sudah mendeteksi lokasi terduga pelaku.

Maka dari itu, kasus yang awalnya dilaporkan ke Polda Papua Barat kemudian diambil alih Bareskrim.

"Diduga dari analisis Siber itu adalah yang melakukan ada di Jakarta. Makanya, untuk LP-nya dilimpahkan ke Bareskrim Polri,” katanya.

Bareskrim pun melakukan penyelidikan dan dimulai dengan memanggil pemilik akun Facebook Ambroncius Nababan tersebut.

Kritik satire

Pada hari yang sama, Ambroncius Nababan menyambangi Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, untuk memberikan keterangan kepada polisi.

Ia seharusnya memberi keterangan pada Rabu (27/1/2021). Namun, sebagai Ketua Relawan Pro Jokowi-Maruf Amin (Pro Jamin), Ambroncius mengaku terpanggil untuk memberi penjelasan sebagai bentuk tanggung jawabnya.

Ambroncius mengungkapkan, konten yang diunggahnya itu sebagai kritik satire. Ia mengeklaim tak berniat menghina siapa pun.

"Itu saya akui saya yang buat. Sifatnya itu satire, kritik satire. Kalau orang cerdas tahu itu satire, itu lelucon-lelucon. Bukan tujuannya untuk menghina orang, apalagi menghina suku dan agama. Tidak Ada. Jauh sekali, apalagi menghina Papua," ujar Ambroncius di Gedung Bareskrim, seperti dikutip Tribunnews.com.

Dari penjelasannya, foto Natalius yang diunggahnya tersebut bukan buatannya. Ambroncius mengaku mengambil foto kolase tersebut dari akun media sosial lain.

Namun, ia menambahkan tulisan di foto kolase tersebut dan mengunggahnya di akun Facebook miliknya.

Mengaku geram

Ambroncius mengunggah konten tersebut karena mengaku kesal dengan salah satu kritik dari Natalius terkait program vaksinasi Covid-19 dengan vaksin Sinovac.

"Di situlah saya geram begitu ya, marah begitu ya. Kok ada orang yang mengatakan vaksin Sinovac itu tidak baik. Sehingga di daerah kendalanya ya itu tadi, banyak yang enggak percaya dan ini dampaknya bagi kita, ya pandemi ini akan lama lagi,” ungkap Ambroncius.

Menurutnya, wajar apabila seseorang menolak vaksin tersebut karena merupakan hak asasi manusia.

Namun, Ambroncius menilai penolakan itu tidak perlu diumbar ke publik sehingga menimbulkan provokasi bahwa vaksin berbahaya atau tidak baik.

Sebagai mitra negara, ia berpandangan organisasi Pro Jamin yang dipimpinnya ikut bertugas mengawasi hal-hal menyangkut pemerintah.

"Jadi kami sebagai mitra negara yang resmi diakui oleh Kemenkuham RI. Kami berkewajiban juga untuk sebagai pembantu, memantau juga, mengawas juga, mengawal," tuturnya.

Hingga saat ini, penyelidikan yang dilakukan oleh Bareskrim Polri masih bergulir.

Polri pun mengimbau masyarakat memercayakan proses hukumnya kepada aparat kepolisian.

"Jangan membuat sesuatu yang nanti akan melanggar pidana. Percayakan bahwa kepolisian akan transparan dalam melakukan penyidikan kasus ini,” kata Argo.

https://nasional.kompas.com/read/2021/01/26/09001961/dugaan-rasialisme-terhadap-natalius-pigai-yang-mulai-diselidiki-bareskrim

Terkini Lainnya

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke