Pengembangan alat bantu pernapasan tersebut merupakan kerja sama dengan Rumah Sakit Umum Persahabatan (RSUP) Persahabatan dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
Anggota Tim Pengembangan HFNC UI Ridho Irwansyah mengatakan, alat tersebut bekerja dengan memanfaatkan prinsip high flow oxygen therapy (HFOT).
"Alat tersebut ditujukan untuk penanganan pasien positif Covid-19 pada tahap awal," kata Ridho dikutip dari siaran pers, Senin (19/1/2021).
Ia menjelaskan, alat HFNC bekerja mengalirkan udara dengan kadar oksigen tinggi mencapai 21-100 persen dengan debit aliran sampai 60 liter per menit.
Aliran dengan kecepatan tinggi tersebut dilewatkan pada ruang pemanas hingga mengalami kenaikan kelembaban (relative humidity, RH) dan temperatur hingga mencapai temperatur tubuh pasien.
"Penyesuaian kelembaban dan temperatur terhadap kondisi pasien ditujukan untuk menjaga kenyamanan pasien," ujar dia.
Adapun, alat bantu pernapasan HFNC merupakan alat terapi oksigen aliran tinggi.
Metode terapi oksigen aliran tinggi (high flow oxygen therapy, HFOT) merupakan salah satu metode noninfasif yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan pasien positif Covid-19 pada tahap awal.
Salah satu cara untuk mengantarkan oksigen aliran tinggi kepada pasien adalah menggunakan canula hidung atau nasal cannula.
Oleh karena itu alat yang bekerja memanfaat prinsip HFOT disebut sebagai High Flow Nasal Cannula (HFNC).
"Sampai saat ini, Indonesia masih mengandalkan bahan baku impor dan belum ada produk HFNC lokal asli Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri," kata dia.
Demonstrasi dan unjuk fungsi alat bantu pernapasan HFNC tersebut dilakukan pada 7 Januari 2021 di Gedung Pusat Simulasi Respirasi RSUP Persahabatan.
Dari hasil demo dan unjuk fungsi yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa hal yang akan dilakukan untuk percepatan pengerjaan HFNC hingga bisa digunakan.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/19/13345581/ui-kembangkan-alat-bantu-napas-hnfc-untuk-pasien-covid-19