Dikutip Antara, Wakil Komandan Satuan Tugas Laut (Wadansatgasla) Operasi SAR Sriwijaya Air Kolonel Laut Teddie Bernard mengatakan, tim penyelam TNI Angkatan Laut telah dibekali ultra short baseline (USBL) transponder untuk menemukan CVR.
"Alat itu dikontrol dari KRI Rigel 933," kata Teddie di KRI Rigel, Kamis (14/1/2021).
Berdasarkan pantauan jurnalis Antara, ada tiga buah alat berwarna kuning seukuran botol minum 750 mililiter.
Teddie mengatakan, alat tersebut digunakan tim penyelam pasukan elite TNI AL yakni Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) Marinir, Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska), dan Detasemen Jalamangkara (Denjaka).
Tim SAR KRI Rigel 933 dari pusat hidrografi dan oseanografi AL (Pushidrosal) bersama perwakilan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah menjelaskan penggunaan alat itu kepada para penyelam sebelum digunakan.
"Ada tiga lokasi fokus penyelaman hari ini," ujarnya.
Lebih lanjut, fungsi dari USBL Transponder sama dengan penunjuk lokasi. Hal ini ditandai dengan bunyi ping atau ping locator yang mencari kotak hitam di bawah permukaan air.
Alat ini diketahui memberikan tanda di aplikasi komputer apabila menangkap sinyal dari CVR.
Diketahui, alat ini juga pernah digunakan mencari kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di Karawang, 2018.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa salah satu bagian black box Sriwijaya Air SJ 182 telah ditemukan pada Selasa (12/1/2021).
Bagian itu adalah Flight Data Recorder (FDR). Black box sendiri terdiri dari dua bagian yakni FDR dan CVR.
Hingga kini, CVR atau alat perekam pembicaraan pilot masih belum ditemukan.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/14/17372471/penyelam-dilengkapi-usbl-transponder-cari-cvr-kotak-hitam-sriwijaya-air-ini