Menurut dia, hal ini juga sudah sesuai dengan apa yang disampaikan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kesehatan.
Ia mengatakan, perlindungan tenaga kesehatan sangat beralasan mengingat sudah ada lebih dari 500 tenaga kesehatan yang gugur selama 10 bulan pandemi di Indonesia.
"Hilangnya tenaga kesehatan ini dinilai sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan sistem kesehatan dalam negeri terancam kolaps," kata Reisa dalam keterangan tertulis di situs BNPB, Selasa (5/1/2021).
Padahal, lanjutnya, untuk melahirkan seorang tenaga kesehatan butuh 4 sampai 7 tahun.
Di sisi lain, ada lebih dari 100.000 pasien Covid-19 sedang menunggu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Untuk itu, Reisa berpesan kepada tenaga kesehatan juga wajib memelihara kesehatannya termasuk melindungi keselamatan teman sejawat.
"Melindungi diri kita dengan cara mendapatkan vaksinasi adalah kesadaran profesional dan melindungi teman sejawat, pasien, bahkan keluarga kita adalah kewajiban moral," jelasnya.
Ia juga menyinggung soal keamanan vaksin. Reisa meyakini bahwa para guru-guru tenaga kesehatan yang berpengalaman puluhan tahun telah mendampingi proses pengkajian vaksin.
Tentunya, apabila vaksin sudah masuk uji klinis fase tiga. Menurutnya, hal itu sudah berarti vaksin sudah lulus uji klinis fase 1 dan 2.
"Dan yang saat ini sedang kita tunggu ialah efikasi, dimana efikasi adalah persentase penurunan kejadian penyakit pada kelompok orang yang divaksinasi," lanjutnya.
Reisa menambahkan, vaksin Sinovac berbasis inactivated virus atau virus yang tidak aktif.
Metode itu, kata dia, sudah dikenal selama ratusan tahun tepatnya sejak adanya vaksin rabies.
Ia berpendapat, metode itu terbukti manjur melindungi diri dan mengeradikasi penyakit menular. Salah satu buktinya adalah vaksin polio yang dibuat dengan metode tersebut.
"Bahkan Agustus tahun lalu, kita merayakan enyah polio dari Afrika. Dan kita, bangsa Indonesia berjasa besar dalam hal ini, karena vaksin dengan platform inactivated virus ini adalah buatan PT Bio Farma," ucap Reisa.
Oleh karena itu, ia berharap para tenaga kesehatan tidak perlu ragu ketika akan mengikuti vaksinasi.
Dia menambahkan, berbagai bentuk perlindungan lain terhadap tenaga kesehatan telah dilakukan mulai dari memastikan tersedianya alat pelindung diri (APD), meningkatkan kemampuan teknis dan tersedianya informasi terkini penanganan Covid-19.
Sebelumnya, Pemerintah telah menutup tahun 2020 dengan mendatangkan 3 juta vaksin Covid-19.
Reisa menyatakan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 akan diprioritaskan bagi 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas pelayan publik.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/05/19234621/jubir-sebut-vaksinasi-upaya-lindungi-tenaga-kesehatan