Berkaca pada adanya ledakan-ledakan setelah libur panjang, Dicky menyarankan agar Indonesia kini menambah strategi pencegahan dari 3M menjadi 5M yakni menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Mobilitas, interaksi penduduk yang tinggi, keramaian kerumunan ini terbukti dalam riset studi epidemiologi terakhir menjadi pemicu ledakan-ledakan kasus perburukan pandemi di satu negara atau wilayah," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (4/1/2021).
Oleh sebab itu, belakangan ia menggaungkan strategi 5M untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Adapun, 5M yang disarankannya yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Kita sudah tidak bisa 3M lagi, harus menjadi 5M ditambah dengan membatasi mobilitas interaksi dan menjauhi atau mencegah kerumunan atau keramaian," ujarnya.
"Karena terbukti tidak hanya di Indonesia, di dunia, dua hal ini menjadi masalah yaitu mobilitas dan keramaian kerumunan sangat besar kontribusinya dalam menyebabkan terjadi banyak infeksi, hunian rumah sakit meningkat, termasuk kematian terus meningkat," kata Dicky.
Selain itu, ia menerangkan bahwa saat ini potensi peningkatan penyebaran Covid-19 mencapai 40 persen.
Menurutnya, hal ini diakibatkan karena adanya dua agenda besar yakni Pilkada 2020 dan libur panjang.
Padahal, kata Dicky, Indonesia saat ini juga belum mendeteksi 50 persen dari kasus minimal Covid-19.
"Ini yang harus diketahui, dan peningkatan 40 persen ini tentu akan berkontribusi pada beban di fasilitas kesehatan, juga akan berkontribusi pada peningkatan angka kematian," tuturnya.
Berkaitan dengan pasca-libur panjang akhir tahun, Dicky juga menyarankan agar masyarakat yang baru selesai liburan untuk menetap di rumah selama 14 hari.
Selama karantina tersebut, lanjut dia, orang juga harus melihat kondisi kesehatannya apakah timbul gejala Covid-19 atau tidak.
"Hal ini untuk nantinya kontak ke petugas kesehatan setempat. Ini yang harus tentu dipantau juga oleh Puskesmas setempat," ucap Dikcy.
"Puskesmas juga harus punya sistem untuk memantau siapa saja orang di sekitarnya yang baru pulang dari bepergian atau berlibur, agar orang ini terpantau untuk tetap di rumah saja 14 hari," kata dia.
Sementara itu, kasus Covid-19 di Indonesia berdasarkan data terakhir Satgas Penanganan Covid-19 pada Minggu (3/1/2021) telah mencapai 765.350 kasus.
Hal itu didapat dari penambahan kasus baru sebanyak 6.877.
Dari total kasus tersebut, pemerintah juga mencatat sebanyak 631.937 pasien telah dinyatakan sembuh.
Pasien sembuh bertambah 6.419 orang jika dibandingkan dengan data pada Sabtu (2/1/2021).
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/04/10390661/antisipasi-lonjakan-kasus-covid-19-usai-libur-epidemiolog-saatnya-3m-jadi-5m