Kepastian posisi Indonesia tetap netral tersebut mengacu dengan prinsip politik bebas dan aktif.
"Menhan Prabowo berkomitmen memastikan posisi Indonesia yang bebas-aktif, serta tidak terlibat dalam pakta pertahanan/militer mana pun," ujar Dahbil dalam keterangan tertulis, Rabu (30/12/2020).
Danil mengatakan, diplomasi pertahanan yang dilakukan Prabowo sendiri berkaitan dengan dinamika geopolitik dan geostrategis posisi Indonesia di dunia internasional.
Menurut dia, sepanjang 2020, Prabowo telah aktif berkomunikasi memposisikan Indonesia memiliki kedekatan yang sama dengan semua negara di dunia.
Komunukasi itu baik melalui kunjungan resmi langsung ke negara-negara sahabat maupun komunikasi virtual.
Selain itu, diplomasi pertahanan yang dilakukan Prabowo juga sebagai upaya untuk memastikan kerja sama Industri pertahanan dengan berbagai negara-negara produsen dapat berjalan baik.
"Dan memberikan keuntungan bagi kepentingan nasional," ujar Dahnil.
Ia menambahkan, kondisi pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal 2020, menjadi momentum kesadaran kolektif.
Kesadaran kolektif itu berupa dibutuhkannya kolaborasi atau kerja sama antar peradaban di dunia.
Karena itu, kata Dahnil, diplomasi pertahanan yang dilakukan Prabowo menjadi sangat penting. Sehingga penanganan Covid-19 bisa mendapat asistensi dari negara-negara sahabat.
"Khususnya terkait dengan APD (alat pelindung diri) dan alat-alat medis lainnya, di awal-awal pandemi melanda Indonesia," kata Dahnil.
Diketahui, sejak bergabung dengan Kabinet Indonsia Maju (KIM), Prabowo telah menggelar diplomasi pertahanan dengan mengunjungi berbagai negara sahabat.
Negara yang telah didatangai mulai dari Turki, Rusia, Perancis, Austria, hingga Amerika Serikat.
https://nasional.kompas.com/read/2020/12/30/11592441/berulang-kali-diplomasi-pertahanan-prabowo-pastikan-posisi-indonesia-netral