Riza mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus memperbanyak pengetesan dengan metode tes usap (swab test) dalam menangani pandemi Covid-19.
"Kenapa angka di DKI Jakarta tinggi, selain karena potensi orang keluar-masuk, testing kami tinggi. Makin banyak testing, maka semakin kelihatan penyebaran titiknya," ujar Riza dalam konferensi pers dari Graha BNPB, Jakarta, Jumat (18/12/2020).
Menurut dia, upaya memperkuat 3T (tracing, testing, treatment) atau pelacakan, pengetesan, dan pengobatan merupakan kunci memutus mata rantai penularan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Riza pun mengatakan bahwa jumlah tes di DKI Jakarta saat ini bahkan sudah melebihi standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 1.000 orang per satu juta penduduk dalam satu pekan.
Riza menyebut rata-rata pengetesan Covid-19 di DKI Jakarta saat ini mencapai 7.000 sampai 9.000 tiap pekan.
"Sepekan terakhir ini 82.392 tes PCR yang kami lakukan. Artinya kami ini delapan kali lebih tinggi dari standar WHO," tuturnya.
Dia mengatakan tantangan menangani pandemi di DKI Jakarta terbilang berat. Sebab, sebagai ibu kota negara, DKI Jakarta menjadi pusat kegiatan pemerintahan dan perekonomian.
Karena itu, Riza mengatakan Pemprov DKI berupaya menyelesaikan pandemi dengan mengidentifikasi akar masalah. Caranya yaitu dengan memperbanyak pengetesan.
Riza pun bersyukur saat ini tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di DKI terus meningkat, sementara angka kematian menurun.
"Itu artinya penanganan kita baik. Yang paling penting temukan masalahnya, atasi masalahnya. Itu yang kami lakukan," ucapnya.
https://nasional.kompas.com/read/2020/12/18/18524421/wagub-kasus-covid-19-di-dki-jakarta-tinggi-karena-jumlah-tes-banyak