Sebab, kata dia, atau 30,1 persen atau 79,5 juta penduduk Indonesia adalah anak-anak.
Mereka adalah masa depan bangsa ini.
"Dengan demikian dapat dibayangkan pentingnya pemenuhan hak-hak anak demi kualitas sumber daya manusia masa depan" kata Bintang dalam peringatan Hari Pneumonia Dunia secara virtual, Kamis (12/11/2020).
"Ini patut menjadi perhatian karena melindungi anak adalah tugas kita sehingga memastikan anak dapat gizi cukup dan lingkungan kerja kondusif merupakan tugas semua pihak terutama di dalam keluarga," lanjut dia.
Bintang mengatakan, survei status gizi balita Indonesia tahun 2019 menunjukkan bahwa angka stunting nasional masih tinggi, yaitu 27,7 persen.
Kemudian, profil kesehatan Indonesia tahun 2018 menunjukkan persentase bayi mendapatkan ASI eksklusif hanya 65 persen.
Data tersebut juga didukung survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2017 yang menyebut bahwa rata-rata pemberian ASI eksklusif hanya 3 bulan.
Padahal, pemenuhan gizi cukup bagi anak merupakan salah satu cara agar anak-anak dapat terhindar dari pneumonia.
"Ikatan Dokter Anak Indonesia, mengatakan pneumonia disebabkan berbagai virus, bakteri atau jamur. Salah satu pencegahan efektif adalah memastikan lingkungan hidup yang sehat bagi balita, nutrisi yang cukup, dan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan," kata dia.
Ia mengatakan, hal tersebut, akan membantu membentuk imun tubuh balita sehingga bisa terhindar dari penyakit pneumonia yang mematikan.
Apalagi, kata dia, pemberian gizi seimbang merupakan pemenuhan hak anak sehingga menjadi tugas orangtua untuk memenuhinya.
https://nasional.kompas.com/read/2020/11/12/15595531/cegah-pneumonia-menteri-pppa-keluarga-harus-pastikan-anak-dapat-gizi-cukup