Salin Artikel

BP2MI Ingatkan Pekerja Migran Tak Boros Nikmati Hasil Kerja di Luar Negeri

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengingatkan Pekerja Migran Indonesia (PMI) tak menjadi konsumtif ketika menikmati hasil jerih payahnya selama bekerja di luar negeri.

Benny mengatakan, hasil kerja tersebut harus bisa menjadi modal untuk menata hidup yang lebih baik untuk ke depannya.

"PMI tidak boleh konsumtif, gunakanlah kesempatan ini dengan sebaik mungkin," ujar Benny dalam keterangan tertulis, Senin (9/11/2020).

Benny menuturkan, PMI harus memiliki perencanaan dan manajemen keuangan yang baik dengan memanfaatkan hasil bekerja selama di luar negeri.

Menurutnya, manajemen keuangan penting diterapkan tiap PMI agar mewujudkan perbaikan kesejahteraan bagi keluarganya di kemudian hari.

Benny menuturkan, devisa yang dihasilkan PMI selama ini sangat besar, yakni 159,6 triliun per tahun. Menurutnya, devisa yang diraup sangat besar.

Untuk itu, kata dia, setiap PMI harus menyadari pentingnya mengelola keuangan.

"Mengingat setiap tahunannya tercatat remitansi dari PMI terus meningkat," terang dia.

Ia menambahkan, layanan prima segera bisa dinikmati PMI, yakni melalui jalur khusus di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

"Ini spesial kado PMI di Migrant Day. Kita juga  akan jadikan mereka sebagai duta wisata. Karenanya PMI akan kita bekali kartu sebagai duta Wisata Indonesia," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2020/11/10/09464331/bp2mi-ingatkan-pekerja-migran-tak-boros-nikmati-hasil-kerja-di-luar-negeri

Terkini Lainnya

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke