Ia mencontohkan, serangan 11 September 2001 yang meledakan World Trade Center (WTC) di Amerika merupakan salah satu ketegangan yang terjadi akibat adanya masalah ideologi.
“Bahkan, jauh sebelum itu kita sudah mengalami terorisme ala Indonesia tersendiri yang juga membawa atau mengusung ideologi,” ujar Yahya Cholil Staquf dalam Seminar Internasional BPIP, Rabu (28/10/2020).
“Ada pengeboman Borobudur, ada pembajakan pesawat oleh Komando Jihad dan bahkan jauh sebelum itu, ada pemberontakan DI/TII,” kata Yahya.
Oleh sebab itu, untuk mewujudkan tatanan dunia yang stabil, Yahya mengatakan, perlu adanya tatanan yang berdasarkan aturan yang berlandaskan nilai keadaban bersama.
Yahya mengatakan, nilai-nilai peradaban tentang hak dan martabat manusia adalah aspek yang penting.
Menurut dia, Indonesia sudah bicara tentang peradaban dunia setidaknya sejak maret 1945.
“Saat dibentuknya BPUPKI Indonesia sudah diskusi tentang Pancasila, paling tidak sejak rumusannya diajukan oleh Bung Karno,” ucap Yahya.
“Dan di dalam Pancasila itu terkandung wawasan aspirasi tentang peradaban dunia,” ucap dia.
Menurut Yahya, dari diskusi yang dilakukan para pendiri bangsa, lahirlah sebuah pemikiran tentang kemerdekaan, perdamaian dan keadilan sosial.
Oleh sebab itu, di dalam pembukaan Undang-undang dasar 1945 dinyatakan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa.
“Kita mengklaim kemerdekaan bukan hanya untuk Indonesia saja, tapi untuk segala bangsa,” ucap Yahya.
“Dan kita nyatakan salah satu cita-cita proklamasi itu adalah ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan atas kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” tutur dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/30/16434861/katib-aam-pbnu-sebut-ketegangan-di-dunia-disebabkan-masalah-ideologi