Masjid juga diharapkan netral dari ideologi yang melakukan agitasi untuk kepentingan elektoral maupun distribusi materi keagamaan yang tidak ramah dan santun.
"Kehadiran masjid di tengah masyarakat diharapkan mampu menjadi benteng pertahanan masyarakat dari paham radikalisme dan terorisme," kata Boy melalui keterangan tertulisnya, Jumat (23/10/2020).
Boy menilai, peran masjid salah satunya untuk mendidik anak-anak sejak usia dini agar terhindar dari paham radikalisme dan terorisme. Terutama, lanjut dia, di lingkungan pendidikan pondok pesantren.
"Adanya masjid-masjid yang ada di berbagai penjuru di Indonesia, kami berharap kemakmurannya dapat terjamin terutama untuk umat Islam yang wajib memelihara itu," ujar dia.
Sebelumnya, Boy Rafli menemukan pola penyebaran baru ajaran radikalisme intoleran kepada masyarakat di Indonesia.
Ajaran radikalisme intoleran tersebut disebar masif melalui media sosial yang saat ini dimanfaatkan oleh sebagai besar warga Indonesia, bahkan dunia.
Media sosial yang saat ini dimanfaatkan oleh lebih dari 120 juta warga di Indonesia, kata dia, dianggap sebagai media yang cukup efektif untuk menyosialisasikan ajaran radikalisme intoleran.
"Penyebarannya sangat massif, kontennya bisa dari media sosial luar negeri atau dalam negeri sendiri," kata Boy Rafli, usai talkshow pencegahan radikalisme dan terorisme di Surabaya, Rabu (21/10/2020).
Karena itu, dia berharap masyarakat memiliki daya tangkal yang kuat sehingga bisa bijaksana menyaring informasi dan literatur yang mana yang bermanfaat dan mana yang tidak bermanfaat.
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/23/18074491/bnpt-harap-masjid-jadi-pertahanan-lawan-radikalisme-dan-terorisme