Menurut dia, tugas mitigasi bencana juga menjadi tanggung jawab masyarakat misalnya dengan membantu memberikan penyuluhan-penyuluhan di lingkungannya.
"Mitigasi ini tidak hanya mengandalkan BPBD atau pun lembaga-lembaga resmi. Tapi masyarakat diminta turun tangan, menangani mitigasi ini," kata Ade dalam konferensi pers usai melakukan kunjungan kerja ke hulu Sungai Ciliwung, Selasa (20/10/2020).
"Ada beberapa, pencinta alam, keterlibatan masyarakat, penyuluhan kepada masyarakat supaya tidak mudah menebang pohon dan juga terlalu mudah mengalih fungsikan hutan menjadi kebun ataupun ladang," kata dia.
Ia mengatakan, jika hutan sudah rusak maka masyarakat harus waspada akan kemungkinan datangnya bencana.
Oleh karena itu, Ade berharap masyarakat khususnya perangkat desa dan tokoh lainnya ikut memberi pemahaman pada masyarakat untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan.
"Kita butuh turun melalui tangan kepala desa, RT, RW memberikan pehaman kepada masyarakat bahanya itu untuk ke bawah. Apalagi masyarakat yang berada di dataran paling bawah juga," ucap Ade.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengingatkan jajarannya untuk waspada dan mengantisipasi potensi bencana di musim hujan.
Jokowi mengatakan akumulasi curah hujan pada 2020 akan naik 20-40 persen.
"Karena itu, saya ingin agar kita semuanya menyiapkan diri, mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi," kata dia saat membuka rapat terbatas tentang persiapan penanganan bencana hidrometeorologi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (13/10/2020).
Jokowi juga menyebutkan laporan dari BMKG mengenai fenomena La Nina yang diprediksi akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/20/17465981/masyarakat-diminta-ikut-turun-tangan-untuk-lakukan-mitigasi-bencana