Hal itu dikatakan oleh Komisioner KPAI Retno Listyarti melalui keterangan tertulisnya, Senin (19/10/2020).
"KPAI mendorong peran sekolah dalam membantu anak-anak yang mengalami masalah mental atau psikologi akibat pandemi Covid-19 yang sudah mencapai tujuh bulan," kata Retno.
Menurut Retno, peran orang tua dan guru sangat strategis dalam membantu anak-anak yang memiliki masalah psikologis.
Konseling psikologis anak, lanjut dia, bisa dilakukan sebagai sarana anak mencurahkan keluh kesahnya termasuk mengenai belajar secara daring.
"Konsultasi dapat dilakukan melalui aplikasi WhatsApp atau aplikasi lain yang mudah dijangkau guru dan anak-anak," ujarnya.
"Kerap kali, anak-anak hanya butuh didengar, ada saluran curhat selain ke sahabatnya, bisa juga ke guru BK dan wali kelas agar dapat diberikan solusi yang tepat," ucap Retno.
Sebelumnya diberitakan, seorang siswi SMA berinisial MI (16), di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, ditemukan tewas terbujur kaku di bawah tempat tidurnya pada Sabtu (17/10/2020).
Korban tewas diduga karena bunuh diri dengan cara minum racun rumput.
Alasannya, karena depresi dengan banyaknya tugas sekolah yang dilakukan secara daring.
Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Jufri Natsir mengatakan, dari hasil penyelidikan yang dilakukan itu korban sebelum ditemukan meninggal sempat mengeluh kepada rekannya soal tugas sekolah yang menumpuk.
Korban kesulitan mengerjakan tugas itu lantaran akses internet di sekitar rumahnya sulit.
"Penyebab korban bunuh diri akibat depresi dengan banyaknya tugas-tugas daring dari sekolahnya dimana korban sering mengeluh kepada rekan-rekan sekolahnya atas sulitnya akses internet di kediamannya yang menyebabkan tugas-tugas daringnya menumpuk" kata Jufri Natsir.
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/19/12155071/kpai-dorong-sekolah-bantu-anak-yang-alami-masalah-psikologi-akibat-pandemi