Salin Artikel

Tim Riset Skrining 1.447 Sukarelawan Sebelum Disuntik Vaksin Covid-19

"Hingga kemarin, kami melakukan skrining ke sebanyak 1.447 subjek," ujar Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Kusnadi Rusmil dalam acara media briefing di Kementerian Luar Negeri, Rabu (30/9/2020).

Diketahui, sukarelawan mesti diskrining terlebih dahulu sebelum disuntik vaksin Covid-19.

Sebab, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh sukarelawan.

Misalnya, harus berusia lebih dari 18 tahun dan dalam keadaan sehat serta tidak memiliki riwayat penyakit tertentu.

Sukarelawan juga tidak diperbolehkan mengonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi imun atau hormon. Selain itu, sukarelawan juga tidak dalam kondisi hamil.

Setelah memenuhi syarat, barulah mereka akan disuntik vaksin Covid-19.

Kusnadi menambahkan, pengembangan vaksin Covid-19 saat ini sudah memasuki tahap ketiga.

Namun, penyuntikan vaksin Covid-19 sendiri sudah memasuki tahap kedua, yakni ke 1.739 orang.

"Sampai dengan hari ini tidak terjadi apa-apa yang mengkhawatirkan. Semuanya aman alhamdulillah," ujar Kusnadi dia.

Pihaknya berharap hasil penelitian vaksin akan rampung pada Januari 2021 sehingga pada waktu tersebut dapat dilihat efektivitas vaksin Covid-19 yang telah diuji klinis.

"Kira-kira, hasil penelitian kita akan selesai pada Januari awal seluruhnya kita lihat. Jadi, pada akhir Januari tahun depan kita sudah bisa menilai efektivitas, efek samping." lanjut dia.

Uji klinis adalah proses uji coba vaksin pada manusia. Umumnya, tahapan ini akan melalui tiga tahap.

Tahap satu, sekelompok sekarelawan akan menerima vaksin, biasanya 20 hingga 100 sukarelawan sehat.

Obat-obatan atau vaksin yang lulus uji coba tahap satu dapat dianggap aman namun masih harus diteliti lebih lanjut.

Tahap dua, studi klinis diperluas dan vaksin diberikan kepada orang-orang yang memiliki karakteristik, misalnya rentang usia di perbesar dan jumlah orang yang berpartisipasi biasanya ratusan.

Tujuan pengujian tahap dua adalah untuk mempelajari keamanan, imunogenisitas kandidat vaksin, atau jumlah dosis yang akan digunakan.

Sedangkan pada tahap ke tiga tujuannya adalah untuk menilai keamanan vaksin pada sekelompok besar orang.

Pada tahap tiga, vaksin diberikan kepada ribuan orang dan diuji efikasi dan keamanannya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut vaksin virus corona atau Covid-19 perlu disuntikkan ke 170 hingga 180 juta orang di Indonesia agar efektif menciptakan kekebalan di masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat memberikan bantuan modal kerja kepada para pengusaha mikro di halaman Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/9/2020).

Jokowi awalnya menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 akan tersedia pada Desember tahun ini atau Januari tahun depan.

"Kalau vaksin sudah mulai disuntikkan, artinya situasi akan kembali menuju pada normal kembali," kata Jokowi.

"Tapi supaya bapak ibu tahu, yang disuntik itu kurang lebih 170-180 juta. Butuh berapa bulan, ini memerlukan kerja keras kita semuanya," tutur dia.

https://nasional.kompas.com/read/2020/09/30/22445451/tim-riset-skrining-1447-sukarelawan-sebelum-disuntik-vaksin-covid-19

Terkini Lainnya

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke