"Pertama, penguatan di riset dan pengembangan vaksin di lab. Selain protein rekombinan yang dikembangkan Eijkman, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan beberapa universitas juga mengembangkan vaksin Covid-19 dengan berbagai platform lain," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin (21/9/2020).
"Kemandirian bangsa di dalam penyediaan vaksin Covid-19 menjadi penting untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan vaksin bagi seluruh masyarakat Indonesia," ujar dia.
Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 260 juta orang akan membutuhkan vaksin dalam jumlah besar, apalagi jika perlu dua kali suntik vaksin.
Jika demikian, jumlah vaksin yang dibutuhkan lebih dari 260 juta ampul.
Selain itu, upaya selanjutnya yang juga dilakukan pemerintah yakni menambah kapasitas produksi vaksin dengan mengajak beberapa perusahaan swasta untuk ikut dalam investasi manufaktur vaksin.
Agar hubungan peneliti dan industri mulus, lewat Tim Pengembangan Vaksin Covid-19 yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 dibangun triple helix.
Tim Pengembangan Vaksin Covid-19 dibentuk dengan tujuan melakukan percepatan pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia serta mewujudkan ketahanan nasional dan kemandirian bangsa dalam pengembangan vaksin.
Tim Pengembangan Vaksin juga memiliki tujuan meningkatkan sinergi penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta invensi dan inovasi, produksi, dan distribusi.
Selain itu, penggunaan dan atau pemanfaatan vaksin Covid-19 antara pemerintah dan kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan vaksin Covid-19.
Tim itu juga melakukan penyiapan, pendayagunaan dan peningkatan kapasitas, serta kemampuan nasional dalam pengembangan vaksin virus corona.
https://nasional.kompas.com/read/2020/09/21/23052261/indonesia-berupaya-mandiri-sediakan-vaksin-covid-19