Menurut Dewi, meski fasilitas kesehatan di Jawa dan Bali lebih baik dibandingkan pulau-pulau lain, tapi beban merawat pasien positif Covid-19 pun tinggi.
"Mungkin ada yang bertanya, kenapa persentase angka kematian di Jawa dan Bali tetap paling tinggi, padahal fasilitas kesehatannya lebih banyak," ujar Dewi dalam talkshow daring yang ditayangkan saluran YouTube BNPB, Rabu (9/9/2020).
Meski fasilitas kesehatan lebih banyak, lanjut dia, tetapi ketika jumlah orang sakit sangat banyak maka akan sangat membebani rumah sakit.
Akibatnya, fasilitas kesehatan menjadi kewalahan menangani pasien, terlebih pasien Covid-19 dalam kondisi kritis.
Kondisi inilah yang ikut mempengaruhi tingkat kematian.
"Sebab (pasien) yang dalam kondisi kritis akan sulit untuk bisa sembuh," tutur Dewi.
Oleh karenanya, dia mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar menghindari potensi tertular Covid-19.
Dengan tidak sakit, kata Dewi, masyarakat sudah membantu mengurangi beban rumah sakit dan tenaga kesehatan.
"Mari kita upayakan jangan sampai sakit. Mari kita bantu meringankan beban rumah sakit," tambahnya.
Sebelumnya, Dewi mengungkapkan, ada ratusan kota/kabupaten yang persentase kematiannya melebihi persentase kematian dunia.
Terbanyak ada di gabungan Pulau Jawa dan Bali dengan 84 kabupaten/kota.
Menurut Dewi, saat ini persentase kematian dunia berada di angka 3,27 persen.
"Kalau kita lihat angka kematian tertinggi ada di Jawa dan Bali, yakni sebesar 4,82 persen," ujar Dewi dalam talkshow daring yang ditayangkan saluran YouTube BNPB, Rabu (9/9/2020).
Jumlah total kasus kematian di Jawa dan Bali tercatat sebanyak 5.518 kasus.
Sebanyak 70 kabupaten/kota lain di kedua pulau ini memiliki persentase kematian di bawah persentase kematian dunia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/09/09/18441351/angka-kematian-di-jawa-bali-tinggi-satgas-covid-19-singgung-kondisi