Doni mengingatkan, pesan Presiden Jokowi tentang keseimbangan antara gas dan rem dalam penanganan Covid-19.
"Bapak Presiden mengingatkan tentang gas dan rem. Kalau seandainya zonanya merah, kasusnya meningkat, maka remlah yang ditekan," kata Doni dalam rapat kerja Komisi VIII di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/9/2020).
Sebaliknya, menurut Doni, jika suatu wilayah tidak berada di zona merah dan kasus Covid-19 turun, maka tuas gas bisa ditekan untuk pemulihan ekonomi.
"Ketika daerah sudah berkurang kasusnya maka gas bisa ditambah, dan setiap daerah memang harus selalu memperhatikan perkembangan yang terjadi termasuk juga perkembangan harian," ujar dia.
Lebih lanjut, Doni mengatakan, para kepala daerah juga harus memerhatikan peningkatan jumlah pasien dan memastikan ketersediaan rumah sakit dalam menangani pasien Covid-19.
"Setiap pimpinan di daerah harus betul-betul mewaspadai supaya tidak menimbulkan kekhawatiran di masyarakat tentang ketersediaan rumah sakit," pungkas dia.
Diberitakan, epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menilai, pemerintah sudah cukup dalam menginjak gas untuk menggenjot sektor perekonomian melalui pembukaan aktivitas di sejumlah sektor.
Hal itu berdampak pada kasus Covid-19 yang meningkat dan mencapai rekor tertinggi dalam tiga hari berturut-turut, yakni pada Kamis, Jumat, dan Sabtu pekan lalu.
Pada Kamis (27/8/2020), terjadi penambahan jumlah kasus Covid-19 tertinggi dengan 2.719 orang.
Lalu, keesokan harinya, rekor kembali pecah dengan 3.003 orang.
Selanjutnya pada Sabtu, angkanya kembali naik menjadi 3.308 orang. Oleh karena itu, Tri menilai, saat ini adalah saat yang tepat untuk menarik tuas rem.
https://nasional.kompas.com/read/2020/09/03/13124431/pesan-doni-monardo-ke-kepala-daerah-seandainya-zona-merah-tekan-rem