Akibatnya, pemeriksaan sampel saat libur berkurang dibanding hari biasanya. Hal itu menghambat proses pemeriksaan sampel yang semestinya dikerjakan secara cepat.
“Kalau dari seluruh Indonesia, jumlah mesin PCR itu sudah cukup banyak. Hampir 300, tepatnya 270 laboratorium. Tetapi, belum diikuti dengan sumber daya petugas laboratorium sehingga waktu kerja ini belum bisa optimal,“ kata Doni dalam keterangan tertulis, Kamis (6/8/2020).
Doni menambahkan, pemeriksaan spesimen Covid-19 di hari libur bahkan bisa berkurang 50 persen dari hari biasa.
Padahal, Presiden Joko Widodo memerintahkan uji spesimen dalam sehari sebanyak 30.000 sampel.
Untuk itu, ia mengatakan, Satgas Covid-19 membutuhkan dukungan SDM khususnya dalam mengoperasionalkan mesin PCR sehingga hasil tes usap (swab) bisa segera diketahui.
“Jadi, artinya, kita belum bisa melakukan sebuah terobosan. Ketika libur pun, mesin harus tetap bekerja. Ini sebagai satu tantangan bagi kita semua untuk menyiapkan SDM yang lebih berkualitas," papar Doni.
"Tentunya juga didukung dengan dukungan logisik yang memadai, sehingga para pekerja lab kita bisa bekerja dengan lebih baik dan mereka harus terjamin juga keselamatan dan kesehatannya,” tutur Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu.
Hingga Kamis, sebanyak 1.633.156 spesimen dari 936.132 orang telah diperiksa terkait Covid-19.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, pihak laboratorium memeriksa 29.375 spesimen dari 13.423 orang dalam 24 jam terakhir.
Diketahui, spesimen dari satu orang dapat diperiksa lebih dari satu kali.
Dari tes yang dilakukan, hasilnya menunjukkan terdapat 118.753 kasus Covid-19 di Tanah Air.
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/07/06210411/satgas-covid-19-akui-kekurangan-sdm-untuk-tes-pcr-di-hari-libur