Menurut Doni hal itu penting dilakukan mengingat 20 persen pendapatan negara berasal dari sektor industri yang ada di Jawa Barat.
Di sisi lain, roda penggerak di sektor industri tersebut juga melibatkan peran serta masyarakat dan yang terbesar ada di Jawa Barat.
“Kalau daerahnya risikonya rendah, (maka) gasnya bisa ditekan. Tapi kalau seandainya tingkat ancamannya meningkat, remnya yang ditekan,” ujar Doni dalam Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di Gedung Negara Pakuwan, Bandung, Jawa Barat, melalui keterangan tertulis, Kamis (6/8/2020).
Doni juga meminta agar peningkatan jumlah dan kapasitas tenaga medis dan laboratorium dapat ditambah.
Hal itu mengingat adanya keterbatasan tenaga pada setiap hari libur, sehingga proses uji spesimen terhambat dan tidak optimal.
Di samping itu, Doni juga meminta agar pemerintah daerah lebih memperhatikan dan memberikan kebutuhan para tenaga medis dan laboratorium agar penanganan Covid-19 dapat lebih maksimal.
"Petugas lab-nya (laboratorium-red) yang perlu kita tingkatkan kualitasnya termasuk dukungan operasional dan dukungan logistik untuk mereka agar bisa optimal,” kata Doni.
“Sehingga para petugas medis kita bisa bekerja lebih baik dan mereka harus terjamin juga keselamatan dan keamanannya. Karena melakukan pemeriksaan spesimen di laboratorium memiliki risiko yang sangat besar,” imbuh Doni.
Lebih lanjut, Doni juga meminta agar pemeriksaan kesehatan lebih rutin digelar, terutama bagi instansi atau lembaga yang memilki banyak pegawai atau anggota dalam satu tempat.
Dengan demikian ke depannya penularan Covid-19 dapat dicegah dan tidak menular ke masyarakat.
“Kalau ini tidak dilakukan langkah-langkah proaktif, maka masyarakat sekitarnya menjadi berisiko,” kata Doni.
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/06/14284061/doni-monardo-minta-jawa-barat-seimbangkan-prioritas-penanganan-covid-19