Salin Artikel

Cerita Istri soal Batik Achmad Yurianto dan Masker Buatan Sendiri...

Mayoritas warganet mengucapkan terima kasih atas kinerja pria yang akrab disapa Yuri itu selama 140 hari melaporkan perkembangan kasus harian Covid-19 di Indonesia.

Sebagian warganet ada yang menyinggung peristiwa salah ucap atau pernyataan kontroversoal Yuri saat menjadi juru bicara pemerintah.

Namun, warganet juga mengenang penampilan Yurianto yang kerap mengenakan batik saat menyampaikan informasi Covid-19 setiap pukul 15.30 WIB.

Bahkan, ada yang khusus mengunggah kolase foto Achmad Yurianto dari hasil tangkapan layar kaca. Dalam foto itu, tampak Yuri yang mengenakan batik berbeda-beda setiap harinya.

Banyak warganet yang bertanya apakah Yuri pernah memakai batik yang sama. Ada pula yang menyangka koleksi batik yang dimiliki Yuri pasti sangat banyak.

Masker jadi sorotan

Sebagian warganet lain menuliskan akan rindu dengan penampilan "Pak Yuri dan batiknya, lengkap memakai masker yang matching".

Perihal batik yang dikenakan Yuri ini juga sempat menjadi trending topic di media sosial pada April 2020.

Saat itu, warganet menyoroti penampilan Yuri yang memakai batik bermotif virus.

Kompas.com sempat mengonfirmasi perihal penggunaan batik ini kepada istri Yurianto, Dwiretno Yuliarti.

Kepada Kompas.com, Yuliarti menceritakan perannya membantu memilihkan baju dan masker untuk suaminya.

Menurut Yuliarti, sebagai orang Jawa, dirinya dan suami merasa senang memakai batik. Terlebih saat ini model dan motif yang kian beragam.

"Pasti bangga pakai batik. Apalagi batik sekarang bagus-bagus," ujarnya kepada Kompas.com pada 18 April lalu.

Namun, Yuri selalu meminta pendapatnya untuk memadupadankan apa yang akan dipakai.

"Tidak dijadwalkan (pakai batik warna apa). Paling, pas mau berangkat Bapak tanya, 'Pakai yang mana ya?'," tutur Yuliarti.

"Terus diskusi sebentar untuk menentukan pilihannya. Simpel saja kok," kata dia.

Batik bermotif virus

Yuliarti juga mengungkap cerita di balik batik berwarna biru bermotif virus yang ramai diperbincangkan masyarakat.

Menurut Yuliarti, batik tersebut merupakan seragam dari acara kantor Kementerian Kesehatan.

"Batik virus itu seragam acara kantor. Dari program HIV-AIDS. Pita merah itu (motif dalam batik) kan lambang HIV-AIDS," ucapnya.

Yuliarti berperan memberi saran saat Yuri memakai batik itu. Dia pun memuji warna dan motif batik tersebut.

"Alasannya karena warnanya bagus. Saya suka. Cakep kalau dipakai Bapak," tuturnya.

Untuk melengkapi penampilan Yuri, saat itu dirinya menyarankan suaminya memakai masker dengan warna senada.

Masker itu dijahit sendiri oleh Yuliarti.

"Saya tinggal menyesuaikan maskernya saja. Kebetulan ada Batik Bali warna biru. Biar matching," katanya.

Maskerku melindungimu...

Sama halnya seperti Yurianto, Yuliarti juga berprofesi sebagai dokter. Keduanya merupakan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.

Di sela-sela kesibukannya, Yuliarti senang menjalani hobi menjahit dan membuat berbagai kerajinan tangan. Hasil karyanya kerap diunggah di akun media sosialnya.

Beberapa baju yang dikenakan Yuri dalam penampilan di media juga dijahit sendiri oleh sang istri.

Yuliarti menuturkan, masker kain yang dipakai suaminya mayoritas dijahit sendiri olehnya.

"Kebetulan saya hobi mainan kain. Jadi koleksi kain percanya banyak," tuturnya.

"Ketika kita harus memakai masker kain, saya jahit saja kain-kain perca yang ada. Bapak tinggal pilih saja yang cocok dengan bajunya," ucap Yuliarti.

Selain untuk keluarga, dia juga menjahitkan masker untuk rekan-rekannya.

Yuliarti mengungkapkan, banyak temannya ingin dibuatkan masker dari kain batik.

"Dan minta motifnya beda-beda. Pusing kan saya," katanya sambil bercanda.

"Akhirnya mulai belajar membatik sendiri. Mengalir begitu saja kok. Saya jahit masker awalnya karena ingin berbagi," kata Yuliarti.

Saat Achmad Yurianto melihat ada masker batik yang dijahitnya, masker itu lantas dipakai.

Menurut Yuliarti, hal tersebut untuk memberi contoh bahwa masker kain bisa dibuat sendiri dengan bahan yang ada di rumah.

"Beliau berkenan memakainya. Untuk memberi contoh bahwa masker kain itu bisa dibuat sendiri dengan kain yang ada di rumah. Salah satunya batik," kata Yuliarti.

Namun, saat disinggung apakah jargon "Maskerku melindungimu, maskermu melindungiku" mungkin terinspirasi dari masker buatannya, Yuliarti menampik.

Menurutnya, jargon itu murni ide suaminya.

"Itu Bapak saja, tanpa saya. Semoga bermanfaat untuk masyarakat ya," ujar Yuliarti.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah membubarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Sebagai gantinya, kini ada Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang berada di bawah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Satgas Covid-19 tetap dipimpin oleh Kepala BNPB Doni Monardo. Namun, terjadi pergantian posisi pada jabatan Juru Bicara Satgas Covid-19.

Sebelumnya, tugas sebagai jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 diemban oleh Achmad Yurianto.

https://nasional.kompas.com/read/2020/07/22/11344091/cerita-istri-soal-batik-achmad-yurianto-dan-masker-buatan-sendiri

Terkini Lainnya

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke