Ia mengatakan akan timbul bias data bila melihat grafik perkembangan secara nasional. Ia pun meminta sebaiknya grafik dilihat secara regional sehingga datanya lebih akurat.
"Jika kita melihat grafik, lihat secara hati-hati. Bedah data berdasarkan regional (provinsi). Itu akan menunjukkan kondisi yang lebih akurat," kata Wiku saat menyampaikan keterangan pers di hadapan media luar negeri di kanal youtube Sekretariat Presiden, Kamis (11/6/2020).
"Saya khawatir melihat angka dan grafik secara nasional akan menimbulkan bias data dan misinterpretasi," lanjut dia.
Ia menambahkan, pemerintah melibatkan seluruh elemen hingga ke tingkat daerah untuk menangani Covid-19 secara bersama.
Dengan demikian, pemerintah daerah yang lebih mengetahui kondisi wilayahnya bisa memberikan respons dan masukan yang baik kepada pemerintah pusat.
"Kami menyusun langkah untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan bergantung kepada respons dan kebijaksanaan daerah," lanjut dia.
Diketahui, kasus baru positif Covid-19 di Indonesia bertambah 979 orang sehingga akumulasi pasien positif virus corona sebanyak 35.295 orang.
Sementara itu, dalam 24 jam terakhir, juga terjadi penambahan kasus meninggal dunia akibat Covid-19 sebanyak 41 orang.
Dengan begitu total kasus meninggal dunia sebanyak 2.000 orang.
Kemudian juga terdapat penambahan pasien sembuh Covid-19 sebanyak 507 orang. Total, pasien sembuh di Tanah Air hingga kini sebanyak 12.636 orang.
https://nasional.kompas.com/read/2020/06/12/06231321/gugus-tugas-grafik-covid-19-jangan-dilihat-secara-nasional-tapi-secara