Pasalnya, hingga saat ini vaksin untuk penyakit yang disebabkan virus corona tersebut belum ditemukan.
"Kita tak bisa secara arogan melawan Covid-19. Karena memang kita belum menemukan vaksinnya," ujar Yuri dalam konferensi Pers di Graha BNPB, Selasa (12/5/2020).
"Oleh karena itu, kita belum mampu menciptakan kekebalan yang kemudian bisa kita gunakan untuk semena-mena melawan Covid-19," tuturnya.
Menurut Yuri, Covid-19 bukan merupakan persoalan satu daerah, kabupaten, provinsi bahkan satu negara saja.
Penyakit ini telah menjadi pandemi dan persoalan banyak negara.
"Karena itu, dalam menghadapi Covid-19 kita harus membuat strategi yang baru dengan tatanan hidup baru," ujar Yuri.
Yuri melanjutkan, tatanan baru bisa dirintis dari penerapan hidup bersih dan sehat (PHBS).
Beberapa langkah PHBS yang dimaksud seperti rajin mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, membiasakan pakai masker saat keluar rumah, menghindari kerumunan orang yang sangat banyak dan membiasakan tidak memaksakan diri bepergian jika tidak untuk hal yang penting.
"Dan yang lebih pemting kita terbiasa menjaga diri, keluarga, lingkungan agar tetap sehat. Ini adalah tatanan hidup baru yang harus kita siapkan supaya bisa bertahan dari ancaman pandemi Covid-19," kata Yuri.
Sementara itu pada Selasa, pemerintah mencatat ada penambahan 484 kasus baru Covid-19.
Sehingga secara akumulatif ada 14.749 kasus positif Covid-19 di Indonesia sampai saat ini.
Berdasarkan data pemerintah, kasus baru pasien positif Covid-19 tersebar di 25 provinsi.
Sementara itu, penularan Covid-19 secara keseluruhan hingga saat ini terjadi di 376 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi.
Selain itu, pemerintah juga mencatat ada penambahan 182 pasien yang telah dinyatakan sembuh. Dengan demikian, total pasien sembuh ada 3.063 orang.
Kemudian, ada penambahan 16 pasien yang tutup usia setelah sebelumnya dinyatakan positif virus corona.
Sehingga total jumlah pasien meninggal dunia menjadi 1.007 orang.
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/12/17441231/achmad-yurianto-belum-ada-vaksin-kita-tak-bisa-arogan-lawan-covid-19