Hal itu disampaikan Doni lantaran masih ada masyarakat yang mudik secara diam-diam melalui jalan tikus.
"Jangan mencuri-curi kesempatan sehingga kalau ini masih dilakukan maka akan menimbulkan risiko bagi kampung halaman. Kebiasaan kita untuk bertemu dan berpelukan, bersalaman dengan orang-orang yang kita sayangi, berdekatan justru membahayakan mereka," kata Doni melalui video conference, Senin (4/5/2020).
Ia mengatakan, bisa jadi para pemudik merupakan orang tanpa gejala yang membawa virus corona di dalam tubuhnya.
Hal ini tanpa disadari dapat menulari keluarga di kampung halaman.
Jika semakin banyak masyarakat di daerah yang terjangkit Covid-19, kata dia, hal itu semakin menyulitkan pemerintah.
Sebab, jumlah fasilitas kesehatan di daerah tak sebanyak di kota-kota besar.
Selain itu, lanjut Doni, rasio dokter dengan jumlah penduduk di Indonesia tergolong kecil. Saat ini, hanya ada 1.973 dokter paru-paru di Indonesia.
Ia menyatakan, dokter dengan tersebut tak akan memadai untuk menangani jumlah pasien positif Covid-19 jika terus bertambah.
Karena itu, ia meminta masyarakat tak mudik agar tak menulari keluarga di kampung halaman.
Dengan demikian, Indonesia tak mengalami kekurangan jumlah dokter lantaran pasien positif Covid-19 terus bertambah.
"Jadi jaga jangan sampai dokter kelelahan dan menurunkan imunitasnya. Kalau kita sayang dokter-dokter kita jangan repotkan dokter. Dokter dan rumah sakit jadi benteng terakhir. Mari masyarakat jadi garda terdepan," ujar Doni.
"Jangan sampai terjadi penularan, tidak cukup pemerintah pusat tapi juga akademisi, dunia usaha, tokoh masyarakat, tokoh nonformal seperti RT dan RW, media massa juga harus bersatu mendukung supaya pencegahan bisa lebih masif," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana itu.
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/04/17083501/doni-monardo-jangan-curi-curi-kesempatan-untuk-mudik