Salin Artikel

Soal Belva dan Andi Taufan, ICW Nilai Jokowi Tetap Harus Minta Maaf

Peneliti ICW Kurnia Ramadhana mengatakan, Jokowi patut meminta maaf karena kedua stafsusnya itu diduga terlibat konflik kepentingan.

"Siapa sih atasan staf khusus ini, atasannya kan Presiden Jokowi, maka harusnya yang dilakukan Presiden Jokowi meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa Pak Jokowi telah salah memiliih staf khusus ini," kata Kurnia.

Kurnia mengatakan, hal yang dilakukan Andi Taufan dan Belva tersebut juga mesti dipertanggungjawabkan Jokowi selaku kepala negara, kepala pemerintahan, dan atasan para stafsus.

Menurut Kurnia, mundurnya dua stafsus presiden tersebut juga harus menjadi evaluasi bagi Jokowi agar tidak sembatangan mengangkat staf khusus presiden.

"Gimmick-gimmick milenial hancur atas pengangkatan dua orang ini dan tindakan daripada dua staf khusus yang baru saja mengundurkan diri," kata Kurnia.

Adapun dua staf khusus presiden Adamas Belva Devara dan Andi Taufan Garuda Putra telah mengundurkan diri setelah keduanya diduga terlibat konflik kepentingan.

Belva mengundurkan diri dari posisi staf khusus presiden berkaitan dengan terpilihnya Ruang Guru sebagai mitra program Kartu Prakerja.

Sementara itu, Taufan mundur setelah muncul polemik surat berkop Sekretariat Kabinet yang ditandatanganinya kepada para camat se-Indonesia.

Dalam surat bertanggal 1 April itu, Taufan meminta camat mendukung petugas lapangan Amartha yang akan turut memberikan edukasi kepada masyarakat di desa terkait Covid-19.

https://nasional.kompas.com/read/2020/04/24/20312671/soal-belva-dan-andi-taufan-icw-nilai-jokowi-tetap-harus-minta-maaf

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke