Salin Artikel

IDI: Kecepatan Tes PCR Indonesia Masih di Bawah 1.000 Per Hari

Namun persoalannya, saat ini jumlah uji PCR yang telah dilakukan pemerintah masih sangat rendah.

"Kalau sekarang dengan angka 46.000 selama 50 hari saya hitung, itu berarti kecepatan testing kita sehari di bawah 1.000. Padahal, target pemerintah 10.000 per hari," kata Daeng dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (22/4/2020).

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 hingga 22 April, dari 38 laboratorium yang melaksanakan uji PCR, jumlah spesimen yang diperiksa 55.732 spesimen.

Sementara, jumlah kasus yang diperiksa spesimennya sebanyak 47.361 orang.

Di lain pihak, jumlah pasien dengan status orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) dan konfirmasi positif sudah di atas 200.000 orang.

Itu artinya, imbuh Daeng, masih terjadi gap yang cukup besar antara jumlah pasien dengan proses pengujian.

Untuk informasi, jumlah ODP saat ini sebanyak 193.571 orang, PDP 17.754 orang, dan konfirmasi positif 7.418 orang.

"Jadi ini penting untuk dipercepat. Kalau itu tidak dilakukan maka angka penularan itu akan lebih cepat dari pada angka yang kita periksa," ujarnya.

Semakin cepat pengujian dilaksanakan, ia menambahkan, data yang diperoleh pun akan semakin banyak.

Dengan demikian, pemerintah bisa memperoleh informasi, mana pasien yang harus mendapatkan perawatan isolasi di rumah sakit, mana yang bisa melakukan isolasi mandiri di rumah.

Selain itu, pemerintah juga bisa memperoleh gambaran sebaran yang lebih baik untuk melakukan kontak tracing yang lebih agresif.

"Kalau tidak ada data testing yang luas dan cepat, maka tracing kita juga tidak agresif. Isolasi kita juga tidak kita lakukan besar-besaran untuk menangani kasus ini," ungkapnya.

https://nasional.kompas.com/read/2020/04/23/10565041/idi-kecepatan-tes-pcr-indonesia-masih-di-bawah-1000-per-hari

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke