"Mengenai komunikasi yang terbuka, sistem data dan informasi yang terbuka kepada semua pihak," kata Jokowi saat rapat terbatas dengan menteri dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, lewat konferensi video, Senin (20/4/2020).
Presiden Jokowi mengatakan, ia tak ingin lagi pemerintah dianggap menutup-nutupi berbagai hal yang terkait penanganan Covid-19.
Sebab, ia menegaskan bahwa sejak awal memang tak ada hal yang ditutup-tutupi.
"Jangan ada yang menganggap lagi kita menutupi. Tidak ada sejak awal kita menutupi masalah-masalah yang ada," kata dia.
Catatan pemberitaan Kompas.com pada 13 Maret 2020 lalu, Presiden Jokowi pernah mengakui bahwa pemerintah merahasiakan sejumlah informasi soal penanganan Covid-19.
Kepala Negara saat itu menyebut, tidak semua informasi memang bisa disampaikan ke publik agar tidak menimbulkan kepanikan.
"Saya sampaikan penanganan pandemi Covid-19 terus menjadi perhatian kita. Memang ada yang kita sampaikan dan ada yang tidak kita sampaikan," ujar Presiden Jokowi, kala itu.
"Karena kita tidak ingin menimbulkan keresahan dan kepanikan di tengah masyarakat," lanjut dia.
Namun belakangan, Presiden Jokowi memang seringkali meminta berbagai informasi untuk dibuka ke publik.
Termasuk terkait data Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Indonesia.
Jumlah pasien positif virus corona di Indonesia sendiri hingga Minggu (20/4/2020) kemarin, berjumlah 6.575 kasus.
Dari jumlah itu, 582 pasien meninggal dan 686 pasien dinyatakan sembuh.
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/20/11524711/jokowi-ingatkan-jajarannya-soal-keterbukaan-informasi-seputar-covid-19