Salah satu pakar, Pandu Riono memaparkan hasil simulasi itu. Apabila pemerintah menerapkan intervensi moderat, maka jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 di Indonesia bisa mencapai 1,3 juta orang.
"Sekitar 1,3 juta total prediksi kasus yang butuh perawatan rumah sakit," kata Pandu pada Kompas.com, Senin (13/4/2020).
Intervensi moderat yang dimaksud, yakni keadaan di mana pemerintah telah melaksanakan tes massal, namun dengan cakupan yang rendah.
Bentuk intervensi moderat lain yakni, menerapkan jaga jarak fisik dan sosial di masyarakat dengan menutup sementara tempat-tempat yang menimbulkan kerumunan. Misalnya sekolah atau pusat bisnis.
Namun, apabila pemerintah melaksanakan intervensi skala rendah atau mild intensity, jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 di Indonesia diprediksi melonjak mencapai 2,5 juta jiwa.
Intervensi rendah yang dimaksud, misalnya mengedepankan sukarela masyarakat dalam penerapan jaga jarak fisik dan sosial serta membatasi kerumunan.
Sementara, apabila pemerintah menerapkan intervensi skala tinggi atau high intensity, maka jumlah pasien Covid-19 di Indonesia diprediksi mencapai 600.000 jiwa.
Intervensi skala tinggi yang dimaksud, yakni tes masal virus corona dilakukan secara masif dengan jumlah peserta yang banyak dan cakupan yang luas.
Selain itu, pemerintah juga menerapkan aturan yang bersifat wajib dan mengikat terkait jaga jarak fisik dan sosial.
Pandu merancang skenario ini bersama tiga rekan, yakni Iwan Ariawan, Muhammad N Farid dan Hafizah Jusril. Skenario ini dipublikasikan dalam bentuk grafik.
Simulasi Pandu dan kawan-kawan yang rampung pada 27 Maret 2020 ini pun telah diserahkan ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Sebelum merilis simulasi ini, Pandu pernah mengeluarkan prediksinya bahwa kasus Covid-19 di Indonesia sebenarnya telah muncul sejak Januari dan Februari 2020.
Salah satu indikatornya adalah pada bulan-bulan tersebut telah ada pelaporan pasien dengan gejala serupa Covid-19.
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/14/11265941/pakar-13-juta-jiwa-di-indonesia-bisa-terinfeksi-covid-19-jika