Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama Arfi Hatim mengatakan, setibanya di bandara, para jemaah akan menjalani pemeriksaan kesehatan oleh KKP.
Pemeriksaan itu misalnya pengecekan suhu tubuh sebanyak minimal tiga kali menggunakan alat tembak dan thermal screening.
“Akan dilakukan juga wawancara kesehatan menyangkut riwayat kesehatan dan kontak fisik selama di Arab Saudi, termasuk keluhan adanya demam, batuk, suhu tinggi, dan sesak napas,” kata Arfi melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (8/4/2020).
Arfi mengatakan, setelah pemeriksaan, KKP akan memberikan status clear screening bagi mereka yang dinilai lulus pemeriksaan kesehatan.
Sementara itu, bagi mereka yang mengalami gejala Covid-19, akan dirujuk ke rumah sakit.
Jemaah umrah yang statusnya clear screening selanjutnya didata identitasnya dan diminta melakukan isolasi diri selama 14 hari.
KKP akan mengirimkan data identitas jemaah tersebut ke dinas kesehatan kabupaten/ kota tempat domisili mereka untuk dilakukan proses pemantauan kesehatan.
“Tidak ada karantina bagi jemaah, mengingat di Bandara Soetta tidak ada tempat karantina,” ujar Arfi.
Sebanyak 58 jemaah umrah asal Indonesia yang sempat tertahan kepulangannya di Saudi Arabia, akan diterbangkan ke Tanah Air.
Mereka dijadwalkan terbang ke Indonesia pada 9 April 2020.
Adapun para jemaah ini tertahan karena adanya kebijakan lockdown yang diberlakukan Pemerintah Saudi selama pandemi Covid-19.
"Setelah melalui proses registrasi, terdata hingga saat ini ada 58 jemaah umrah Indonesia yang akan ikut program pemulangan yang digagas Deputi Umrah Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi," kata Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (8/4/2020).
Endang mengatakan, seluruh biaya pemulangan ditanggung oleh Pemerintah Arab Saudi.
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/08/20441201/setibanya-di-bandara-jemaah-umrah-dari-saudi-tak-dikarantina-tetapi-dicek