"Aplikasi ini diciptakan untuk mengidentifikasi orang-orang yang pernah berada dalam jarak dekat dengan orang yang dinyatakan positif Covid-19 atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP)," ujar Johnny dalam keterangan tertulis, Rabu (8/3/2020).
Johnny mengatakan melalui aplikasi tersebut, pengguna dapat mengingat riwayat perjalanan dan dengan siapa saja melakukan kontak.
"Kami berharap dengan itu, maka monitoring dan pergerakan baik pasien atau yang sudah tertular atau yang masih di dalam pemantauan dapat dilakukan monitoring secara online pergerakannya," kata dia.
Selain itu, aplikasi ini juga dapat memudahkan masyarakat yang tengah beraktivitas di luar rumah untuk mewaspadai kurir pembawa virus.
Namun dengan catatan, seluruh masyarakat baik yang positif, sembuh, dalam pemantauan, maupun sehat memberikan informasi dirinya.
Pertukaran data akan terjadi ketika ada gadget lain dalam radius bluetooth yang juga terdaftar di "Peduli Lindungi".
Apabila terdeteksi adanya ancaman virus dalam radius dekat, maka sistem akan menginformasikan ke si pengguna.
Nantinya, masyarakat akan diberikan informasi secara langsung bahwa di sekitar mereka dalam jarak dua sampai lima meter berpotensi adanya kurir pembawa virus.
"Mereka akan diminta untuk segera menghindar dan menjauhkan diri darinya," jelas dia.
Saat ini kata Johnny, aplikasi "Peduli Lindungi" baru bisa diunduh di sistem Android.
Ia pun telah berkomunikasi dengan Apple sebagai penyedia layanan IOS agar bisa melakukan hal serupa dengan memberikan akses instalasi secara gratis.
"Untuk itu, akan sangat membantu kita untuk segera memutus mata rantai sebaran Covid-19. Dari sisi Kementerian Kominfo, kami minta agar mulai membangun narasi-narasi energi positif untuk bersama-sama memutus mata rantai penyebaran Covid-19," ungkap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/08/20233021/menkominfo-berharap-aplikasi-peduli-lindungi-bantu-putus-rantai-penularan