"Pemeriksaan rapid test oleh pemerintah, sampai dengan saat ini sudah didistribusikan lebih dari 450.000 kit ke seluruh Indonesia," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (8/4/2020).
Yuri menegaskan kembali bahwa rapid test itu merupakan penapisan awal apakah seseorang terinfeksi oleh virus tertentu atau tidak.
Bagi seseorang yang dinyatakan positif terdapat virus di tubuhnya melalui rapid test, akan diuji kembali dengan motode PCR (Polymerase chain reaction (PCR), beberapa waktu kemudian.
Yuri juga menegaskan bahwa enggunaan rapid test kit ini juga tak sembarangan dan hanya diberikan pada orang dengan kemungkinan terpapar atau berdasarkan contact tracing.
"Tujuannya adalah untuk melakukan penyaringan, penjaringan, kasus penelusuran kontak pada tenaga kesehatan dan pada komunitas dimana di daerah tersebut di dapatkan banyak sekali kasus positif," ujar dia.
Sedangkan untuk pemeriksaan PCR, lanjut Yuri, pemerintah telah memeriksa lebih dari 15.000 orang.
Jumlah pasien positif melalui pengecekan dengan metode PCR juga relatif tinggi.
"Tes PCR kita adalah tes untuk menegakkan diagnosa dari mekanisme skrining yang terarah," ungkap Yuri.
Diketahui, jumlah pasien yang dinyatakan positif terjangkit virus corona di Indonesia sendiri bertambah menjadi 2.956 kasus per Rabu ini.
Jumlah ini disebabkan adanya penambahan 218 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Dari total jumlah tersebut, sebanyak 240 pasien meninggal dunia. Sementara, sebanyak 222 pasien dinyatakan sembuh.
Yuri menegaskan, pemerintah terus mendorong agar masyarakat patuh dan disiplin dalam menjalankan pembatasan sosial.
Mulai dari disiplin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, disiplin menggunakan masker di ruang terbuka, disiplin menjaga kebersihan lingkungan, hingga disiplin untuk tidak bepergian.
"Diharapkan tidak melakukan perjalanan ke manapun pada periode sekarang ini. Risikonya ini akan semakin besar," ujar Yuri.
"Kita yakin hanya kita dan kita yang pasti bisa melindungi bangsa ini," lanjut dia.
Rapid Test
Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.
Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.
Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang, harus dilakukan test swab dengan meteode PCR (polymerase chain reaction).
Hasil tes dari rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).
Jika Anda sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19.
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/08/16421841/pemerintah-distribusikan-450000-rapid-test-kit-ke-penjuru-indonesia