Salin Artikel

MUI Minta Umat Islam Lebih Peduli Kesulitan Tetangga di Tengah Wabah

"Kita harus bisa mendorong bagaimana setiap keluarga harus peduli terhadap keadaan yang dialami oleh keluarga lain yang merupakan tetangganya," ujar Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas melalui keterangan pers, Selasa (7/4/2020).

Ketika ada tetangga yang tertimpa persoalan sebagai dampak wabah virus corona, maka sepantasnya orang-orang yang hidup di sekelilingnya mengulurkan tangan untuk membantunya.

Abbas menambahkan, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diambil pemerintah ini membuat mobilitas mayarakat terhambat.

Masyarakat mau tak mau beraktivitas dari rumah masing-masing demi memutus mata rantai penularan virus corona.

Pada momen inilah biasanya sebuah keluarga terdampak perekonomiannya.

"Itu membuat ekonomi rakyat bermasalah sehingga banyak elemen masyarakat terutama di lapis bawah seperti tukang ojek, sopir taksi, pedagang kaki lima dan lainnya kehilangan pendapatan," kata dia.

Oleh karena itu, kepedulian sesama, terutama dari tetangga sekitar tempat tinggalnya sangatlah dibutuhkan.

Abbas menambahkan, dalam Islam, iman seseorang kepada Allah serta hari akhir dinilai dan diukur salah satunya dari sejauh mana ia peduli terhadap orang-orang di sekitarnya.

MUI pun mengimbau masyarakat untuk menegakan sekaligus melaksanakan apa yang sudah diperintahkan dan dituntun oleh Nabi.

MUI sekaligus menyoroti fenomena runtuhnya perekonomian keluarga yang berhubungan erat dengan munculnya persoalan kriminalitas.

Menurut Abbas, bukan tidak mungkin ambruknya perekonomian sebuah keluarga sebagai dampak wabah virus corona berdampak pada munculnya tindakan yang tidak dibenarkan secara hukum.

"Kalau meluas, tidak mustahil akan berdampak buruk terhadap kehidupan sosial politik yang ada di negeri ini," kata dia.

Diketahui, jumlah kasus positif virus corona di Indonesia per Senin (7/4/2020) kemarin, mencapai 2.491 orang.

Dari jumlah itu, pasien yang sembuh sebanyak 192 orang. Sementara, pasien meninggal dunia, yakni mencapai 209 orang.

Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas Senin, meminta tes swab dengan metode polymerase chain reaction ( PCR) dan rapid test dipercepat untuk mengetahui jumlah riil pasien positif di Indonesia.

Menurut Kepala Negara, jumlah riil pasien positif itu sangat penting untuk mengambil tindakan secepatnya dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia.

"Kecepatan pemeriksaan di laboratorium agar didorong lagi, ditekan lagi agar lebih cepat. Kita harapkan dengan kecepatan itu, bisa mengetahui siapa yang telah positif dan siapa yang negatif," ujar Presiden Jokowi.

https://nasional.kompas.com/read/2020/04/07/11310911/mui-minta-umat-islam-lebih-peduli-kesulitan-tetangga-di-tengah-wabah

Terkini Lainnya

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke