Demikian diungkapkan Kepala Museum Nasional Siswanto, sebagaimana dilansir Antara, Jumat (13/3/2020).
"Yang jelas (keris itu dahulu) yang dibawa Kolonel Cleerens. Sudah jelas, catatannya ada," ujar Siswanto.
Siswanto menyebut, dokumen yang mendasari keaslian keris itu berasal dari Indonesia serta penelitian Belanda sendiri.
Pihaknya terbuka bagi pihak-pihak yang ingin mendebat keaslian keris Pangeran Diponegoro tersebut.
Menurut Siswanto, adu data soal keaslian keris tersebut membuat identitasnya kian terang benderang.
"Karena Museum Nasional harus mendapatkan informasi yang paling benar, paling valid," ujar Siswanto.
"Tanggung jawab kami adalah, selain menyimpan untuk kelestarian, kita menyampaikan kepada masyarakat harus yang benar.
Sebelumnya, pemerintah Belanda secara simbolis mengembalikan keris milik Pangeran Diponegoro dalam kunjungan kenegaraan Raja Belanda Willem Alexander serta Ratu Maxima ke Indonesia, Selasa (10/3/2020).
Keris diserahkan secara langsung kepada Presiden Joko Widodo ketika Raja dan Ratu Belanda mengunjungi Istana Bogor, Jawa Barat.
Keris Diponegoro yang dikabarkan sempat hilang akhirnya ditemukan di Museum Volkenkunde di Leiden, Belanda.
Melalui penelitian panjang dan mendalam, tim verifikasi Belanda dan Indonesia memastikan keaslian keris tersebut.
Menurut sejarah, keris didapatkan pemerintah Belanda setelah menangkap Pangeran Diponegoro usai perang besar pada 1825-1830.
Kolonel Jan-Baptist Cleerens kemudian memberikan keris tersebut sebagai hadiah kepada Raja Willem I pada 1831.
Setelah pengembalian keris itu, beberapa pihak sempat meragukan keaslian dari keris yang dikembalikan oleh Belanda tersebut.
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/13/12242321/keris-yang-dikembalikan-belanda-dipastikan-asli-milik-pangeran-diponegoro